for learn successfull and Healthy Live

Guru Heroik di Tanah Pedalaman

Mei L Heumasse mendedikasikan dirinya untuk pemerataan pendidikan anak usia dini di Timur Indonesia. Mei termotivasi dari orangtuanya dan kehidupannya sebagai anak nelayan.

Melawan Keraguan dengan Keberanian

Penuh Semangat dan Gagasan Imam Robandi. Prof. Imam Robandi menjadi mentor yang menghidupkan kembali semangat Pak Said di saat ia merasa terpuruk. Melalui nasihat, dukungan, dan teladan dari sang guru besar, Pak Said menemukan kembali keyakinannya.

10 Adab Berbicara: Rasulullah ﷺ

1. Adab berbicara: Jangan terlalu berceloteh 2. Adab berbicara: Berbicara dengan Hati-hati 3. Adab berbicara: Berkata yang baik, jika tidak hendaknya diam 4. Adab berbicara: Tidak mencela 5. Adab berbicara: Menghindari dusta 6. Adab berbicara: Menghindari ghibah dan panggilan yang buruk 7. Adab berbicara: Tidak memotong maupun memonopoli pembicaraan 8. Adab berbicara: Menjauhi debat kusir Menjauhi debat kusir 9. Adab berbicara: Merasa kagum pada diri sendiri 10. Adab berbicara: Menjaga suara

Upacara HUT RI Ke-80 dan 2 Bocah Gowa Pengais Sisa Makanan

Ayah Syamsul, Dorra Daeng Ngempo (52), hanya seorang pedagang sayur kelor di pasar tradisional, sedangkan ibu Aidil, Sumiati (39), mengandalkan penghasilan serabutan untuk menyambung hidup. "Memang dia ke sana mau nonton upacara. Daripada mubazir itu kue, jadi dia bawa pulang untuk dimakan," kata Sumiati tentang anaknya.

Gaya Hidup dan Beban Negara

Guru dan Pejabat. kedua jabatan ini kerap menjadi guyonan atau bahan kritikan di media sosial.

Senin, 25 Agustus 2025

Aktifitas Gunung Semeru Keluarkan Asap Vulkanis



Warga diimbau jauhi kawah dan patuhi peringatan resmi demi keselamatan. Gunung Semeru keluarkan asap vulkanis, PVMBG catat 41 kali erupsi dalam sehari. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menegaskan pentingnya menjaga keselamatan diri dan mengikuti peringatan resmi. Masyarakat disarankan untuk tidak mendekati kawah dan selalu memantau informasi terbaru melalui kanal resmi



Lumajang - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, erupsi pagi tadi. Letusan abu mencapai 1.000 meter di atas puncak.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 09.38 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl)" kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (13/8/2025). 

Menurut dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 138 detik. Sigit menjelaskan, Gunung Semeru masih berstatus waspada atau level II sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.



Video: Detik-detik Truk Tambang Terjebak Banjir Lahar Gunung Semeru


Share:

Selasa, 19 Agustus 2025

Gaya Hidup dan Beban Negara

Beban Negara dan Yang Terbebani; Bagaimana Negri ini Bisa Maju? 


Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin secara terbuka menyatakan, “Take home pay itu lebih dari Rp100 juta, so what gitu loh. Rp 3 juta per hari, bayangkan kalau dengan wartawan berapa? Saya bersyukur sekali.” saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Menunjang pernyataan TB Hasanuddin, Ketua DPR Puan Maharani menegaskan, “Enggak ada kenaikan . Hanya sekarang DPR sudah tidak mendapatkan rumah jabatan, namun diganti dengan kompensasi uang rumah. Itu saja karena rumahnya sudah dikembalikan ke pemerintah. Itu saja,” kepada wartawan saat ditemui di Istana Merdeka, Minggu, 17 Agustus 2025

Gaji DPR: Rp54,05 Juta + Rp50 Juta

Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2000 dan Surat Menkeu S-520/MK.02/2015, anggota DPR memperoleh:

  • Gaji pokok Rp4,2 juta.

  • Tunjangan jabatan Rp9,7 juta.

  • Tunjangan komunikasi Rp15,5 juta.

  • Tunjangan listrik dan telepon Rp7,7 juta.

  • Tunjangan kehormatan Rp5,6 juta.

  • Tunjangan keluarga dan beras Rp2,4 juta.

  • Uang sidang serta komponen lain.

Jika dijumlah, komponen resmi yang melekat mencapai Rp54,05 juta per bulan.

Selain itu, DPR juga mendapat tunjangan rumah rakyat Rp50 juta per bulan jika tidak menempati rumah dinas.

Dengan demikian, total take home pay anggota DPR bisa mencapai Rp104,05 juta per bulan.

Peneliti ICW, Egi Primayogha, pada 21 Juli 2024 menyebut angka ini berlebihan.

“Di satu sisi pemerintah selalu berbicara soal keterbatasan APBN, tetapi di sisi lain penghasilan anggota DPR bisa menembus Rp100 juta per bulan. Ada ironi di sini ketika rakyat kecil masih kesulitan memenuhi kebutuhan pokok,” ujarnya.

Guru Honorer: Rp300 Ribu–Rp2,5 Juta

Kondisi berbanding terbalik dialami guru honorer.

Data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Oktober 2024 menunjukkan sebagian guru honorer di daerah masih menerima hanya Rp300 ribu–Rp1,5 juta per bulan, sedangkan di kota besar rata-rata Rp2–Rp2,5 juta.

Ketua Umum FSGI Retno Listyarti, pada konferensi pers 5 Oktober 2024 menegaskan, “Guru honorer bekerja dengan beban jam mengajar sama dengan guru ASN, tetapi pendapatan mereka jauh dari layak. Tidak jarang guru honorer harus mencari pekerjaan sampingan hanya untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya.”

Pekerja Informal: Rp1,15–Rp1,8 Juta

Sektor informal yang menyerap lebih dari 60 persen tenaga kerja nasional juga mengalami hal serupa.

Data BPS 2024 mencatat rata-rata penghasilan:

  • Pertanian: Rp1,15 juta.

  • Jasa: Rp1,72 juta.

  • Industri: Rp1,8 juta.

Jika dirata-rata, pekerja informal hanya memperoleh sekitar Rp1,58 juta per bulan, jauh dari KHL yang berada di kisaran Rp3,5–Rp5 juta.

Tanpa jaminan sosial dan kepastian kerja, pekerja sektor informal hidup dalam kondisi sangat rentan.

Perbandingan langsung menunjukkan perbedaan yang signifikan :

  • DPR: Rp104,05 juta.

  • KHL Nasional: Rp3,5–Rp5 juta.

  • Pekerja informal: Rp1–Rp2,5 juta.

  • Guru honorer: Rp0,3–Rp2,5 juta.

Dengan kata lain, gaji DPR setara 30–40 kali lipat penghasilan guru honorer dan pekerja informal.

Share:

Prof. Imam Robandi dan Ahmad Said Matondang : mengubah sebuah sekolah swasta menjadi institusi pendidikan unggulan.

Prof. Imam Robandi, guru besar ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), serta perjalanan Ahmad Said Matondang dalam mengubah sebuah sekolah swasta menjadi institusi pendidikan unggulan. Di tengah berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas, minimnya kepercayaan masyarakat, hingga persaingan antar sekolah, ia terus melangkah maju. Setiap bab adalah potret perjuangan yang menggambarkan kerja keras tanpa pamrih demi masa depan yang lebih baik.

Salah satu yang paling menginspirasi adalah bagaimana Prof. Imam Robandi menjadi mentor yang menghidupkan kembali semangat Pak Said di saat ia merasa terpuruk. Melalui nasihat, dukungan, dan teladan dari sang guru besar, Pak Said menemukan kembali keyakinannya. Ia belajar bahwa pendidikan adalah ladang amal yang tidak akan pernah sia-sia, dan setiap langkah kecil yang dilakukan dengan ikhlas akan membuahkan hasil besar di masa depan.

Salah satu momen paling heroik dalam buku ini adalah ketika Pak Said menghadapi tantangan untuk meyakinkan orang tua agar mempercayakan anak-anak mereka bersekolah di institusi yang ia pimpin. Dengan penuh keberanian, ia merancang beberapa program unggulan sekolahnya agar dapat melihatkan visi besar sekolahnya. Dalam suasana yang penuh ketegangan, akhirnya perlahan-lahan kepercayaan mulai tumbuh, dan sekolah tersebut mulai dikenal sebagai institusi yang memiliki kualitas dan karakter

 menggambarkan bagaimana Pak Said berjuang untuk menyakinkan pihak Bank agar dapat membantu mewujudkan impiannya. Dalam situasi tersebut, ia harus memilih antara menyerah atau berjuang lebih keras. Ia tidak hanya memohon doa, tetapi juga bekerja siang dan malam untuk mencari solusi.

Ada pula momen di mana Said Matondang terharu melihat senyum anak-anak yang akhirnya bisa mendapatkan pendidikan berkualitas. Mereka, yang sebelumnya tak memiliki banyak harapan, kini mampu bermimpi besar. Setiap pencapaian kecil menjadi bukti bahwa pengorbanannya tidak sia-sia.

Dengan suasana heroik yang membakar semangat dan momen haru biru yang menyentuh hati, buku ini mengingatkan kita bahwa pahlawan sejati tidak selalu berada di medan perang. Kadang, mereka ada di ruang kelas, di kantor kepala sekolah, atau di balik meja sederhana yang penuh dengan tumpukan rencana dan harapan.







Share:

Syamsul dan Muhammad Aidil Mengais Sisa Makanan setelah HUT RI

Mereka adalah Syamsul (7) dan Muhammad Aidil (7). Dengan kantong kresek hitam di tangan, keduanya membuka kotak-kotak makan yang ditinggalkan, lalu mengumpulkan kue yang masih tersisa. Kehidupan Syamsul dan Aidil memang jauh dari sorotan. Mereka tumbuh di rumah semi permanen sederhana di Kecamatan Somba Opu.

Ayah Syamsul, Dorra Daeng Ngempo (52), hanya seorang pedagang sayur kelor di pasar tradisional, sedangkan ibu Aidil, Sumiati (39), mengandalkan penghasilan serabutan untuk menyambung hidup.

Tamu undangan berlalu begitu saja, tapi kamera salah seorang peserta upacara menangkap momen itu. Dia mengaku kue yang dikumpulkan dari kegiatan Upacara HUT RI itu dibawa pulang ke rumah untuk dimakan bersama keluarga.

"Dia jalan kaki ke lapangan. Itu kue yang dikumpulkan dibawa pulang, untuk orang di rumah," tutur Mila.

"Memang dia ke sana mau nonton upacara. Daripada mubazir itu kue, jadi dia bawa pulang untuk dimakan," kata Sumiati tentang anaknya. 


Kisah dua bocah ini pun menyeret perhatian publik. Bahkan banyak warganet menandai akun Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman. Responsnya tidak sekadar janji, tapi diwujudkan dengan langkah nyata. Sang Kapolres datang berseragam lengkap, melepas sepatu larasnya sebelum masuk, lalu duduk bersilaturahmi dengan keluarga.

"Alhamdulillah, kami bisa bersilaturahmi kepada orang tua dari anak-anak tersebut. Tentunya kami juga ada sedikit memberikan perhatian," ujar Aldy kepada awak media.

Tak berhenti di situ, dia langsung mengundang Syamsul dan Aidil bersama orang tuanya untuk datang ke Mapolres Gowa, Selasa (19/8/2025). Keduanya akan dihadiahi sepeda dari Aldy Sulaiman.

"Insya Allah apabila tidak ada halangan, kami akan mengajak mereka bermain bersama personel polisi. Kami juga akan memberikan sepeda untuk masing-masing," ujarnya.

Air mata haru pun tumpah. Dorra, ayah Syamsul, berulang kali mengucap syukur. Dia tidak menyangka apa yang dilakukan anaknya itu bisa berbuah rezeki.

Share:

10 Adab Berbicara: Rasulullah ﷺ

Lisan seseorang juga mencerminkan akhlaknya. Maka, seorang muslim yang berakhlak baik senantiasa akan mengeluarkan bahasa yang baik. Muslim diajarkan tentang adab dalam berbagai hal. Salah satunya adab berbicara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh muslim terkait adab berbicara ini.

Perkataan yang keluar dari mulut seorang muslim, seyogyanya harus lah perkataan yang baik. Disampaikan dengan bahasa yang baik, serta dapat dipahami oleh lawan bicara. Jangan sampai perkataan seorang muslim itu menyakiti orang lain, ketus, tidak sopan, dan menimbulkan permusuhan.

Rasulullah ﷺ mencontohkan akhlak baik itu kepada umatnya. Beliau senantiasa berkata dengan santun dan lembut, sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dimuliakan oleh Rasulullah ﷺ.

Ada banyak adab berbicara yang dicontohkan Rasulullah melalui akhlaknya yang mulia ini. Berikut beberapa adab berbicara sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ: 

1Adab berbicara: Jangan terlalu berceloteh

Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara. Jadikan ucapan yang disampaikan menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.

Allah Ta’ala berfirman:

لَا خَيۡرَ فِىۡ كَثِيۡرٍ مِّنۡ نَّجۡوٰٮهُمۡ اِلَّا مَنۡ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوۡ مَعۡرُوۡفٍ اَوۡ اِصۡلَاحٍۢ بَيۡنَ النَّاسِ‌ ؕ وَمَن يَّفۡعَلۡ ذٰ لِكَ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ فَسَوۡفَ نُـؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا

“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar“. (QS An nisa:114)

2Adab berbicara: Berbicara dengan Hati-hati

Berusahalah mengontrol lidah hanya untuk mengucapkan perkataan yang bernilai positif dan tidak menyinggung atau menyakiti. Berbicaralah dengan hati-hati, jangan sampai lepas kendali. Hendaknya kita pun senantiasa mengingat akan satu firman Allah Ta’ala yang artinya: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf : 18)

3Adab berbicara: Berkata yang baik, jika tidak hendaknya diam

Berkata yang baik juga merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah. Sekiranya tidak mampu untuk berbicara yang baik, atau merasa bibir ini gatal manakala mendengar orang bergosip, maka sebaiknya menjauhlah dari hal-hal tersebut. Jangan turut mendengarkan, yang akan memancing untuk turut serta. Rasulullah SAW bersabda:“ Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).

4Adab berbicara: Tidak mencela

Rasulullah ﷺ bersabda, “Bukanlah seorang mukmin tidak suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji,” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih).

Dengan kata lain, hadis di atas mengatakan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang selalu berbicara dalam kebaikan. Alah Ta’ala berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّ‌ۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِ‌ؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ‌ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS.Al-Hujurat:11)

5Adab berbicara: Menghindari dusta

“Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia khianat,” (HR. Bukhari). Ingatlah, bahwa Rasulullah saw telah memberikan jaminan surga bagi mereka yang senantiasa menghindari dusta. Hal ini tertuang dalam salah satu hadisnya yang artinya: “Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya,” (HR. Abu Daud).

6Adab berbicara: Menghindari ghibah dan panggilan yang buruk

Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah saw menjawab, “Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Dalam hadis yang lain, Rasulullah ﷺ juga berkata, “Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara,” (HR. Muttafaq ‘alaih).

7Adab berbicara: Tidak memotong maupun memonopoli pembicaraan

Memotong pembicaraan orang lain di saat berbicara bisa membuat orang tersinggung. Selain itu, dengan memotong pembicaraan orang lain, apa yang disampaikan orang lain belum tentu tersampaikan dengan baik apa yang dimaksud. Berilah kesempatan lawan bicara anda untuk menyelesaikan pembicaraan yang ingin dia sampaikan.

Memonopoli pembicaraan berarti ingin menguasai pembicaraan tanpa memedulikan orang lain. Secara alami, pembicaraan akan didominasi oleh satu orang jika memang apa yang disampaikannya berbobot dan ia punya kompeten, keahlian terhadap topik yang sedang dibicarakan. Jika anda tidak kompeten terhadap apa yang dibicarakan, jangan berusaha untuk mendominasi pembicaraan. Hal ini akan membuat psikologi komunikasi anda menjadi buruk.

8Adab berbicara: Menjauhi debat kusir Menjauhi debat kusir

“Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat,” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Dalam hadist lain disebutkan sabda Nabi ﷺ: “Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu Daud)

Adab berbicara: Merasa kagum pada diri sendiri

Jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah SAW , dimana Beliau bersabda:

 وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم مني مجلساً يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون

“Sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.” (HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani)

10Adab berbicara: Menjaga suara

Khusus untuk muslimah harus menjaga suara yang dikeluarkannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam juga telah bersabda, “Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah),” (HR. At Tirmidzi). 

Share:

Guru Heroik di Tanah Pedalaman

Mei L Heumasse mendedikasikan dirinya untuk pemerataan pendidikan anak usia dini di Timur Indonesia. Mei termotivasi dari orangtuanya dan kehidupannya sebagai anak nelayan.

Mei mendedikasikan dirinya untuk membantu meningkatkan Pendidikan kepada para anak anak nelayan juga.

Sejak 2009, ia mematangkan dirinya untuk mengabdi di Paud Pelangi Sukacita 2, Kecamatan Keukerbu, Kota Sorong, Papua atau yang biasa dikenal orang dengan julukan sekolah di atas laut. Berbagai rintangan telah dihadapi Mei selama 15 tahun mengabdi sebagai seorang guru PAUD.

Mei harus menempuh perjalanan selama 3 jam menuju sekolah, hambatan tidak sampai disitu, ia pun harus menyebrang laut untuk sampai ditempat ia mengajar. Dikala musim penghujan, jembatan yang menjadi satu-satunya akses menuju sekolah, sangatlah licin.

“Tidak jarang saya meliburkan anak-anak, karena musim penghujan, akses menuju sekolah sangat berbahaya,” ucap Mei.

Hambatan Mei tidak hanya sebatas perjalanannya yang panjang untuk bolak-balik rumah dan sekolah, tetapi juga sarana prasarana sekolah yang kurang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah utama meliputi ketidaktersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai di daerah pedesaan, masalah ekonomi, dan kesenjangan sosial yang menghalangi akses anak-anak terhadap pendidikan berkualitas.

Kualitas Pendidikan usia dini tidak terlepas dari peran pendidik yang berkualitas. Pendidik PAUD memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter dan kemampuan anak-anak sejak dini. Seorang pendidik PAUD harus mampu memberikan lingkungan belajar yang stimulatif, aman, dan penuh kasih sayang. Pendidik yang kompeten dan berdedikasi tinggi sangat penting untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan terbaik sejak awal.

“Ruangan kelas kami hanya 1 yang dipakai secara bergantian, ruang guru ataupun kantor kami tidak punya, dan terkadang saya menggunakan uang pribadi untuk membantu anak-anak untuk memiliki alat tulis. Semangat anak-anak nelayan ini yang membuat saya terus mengabdi memberikan pendidikan terbaik yang saya bisa,” tambah Mei.

Sejalan dengan Mei, salah satu pendidik Sri Lasri Yohana Situmeang memutuskan untuk mengabdi di TK Anugerah Abadi, Desa Tepian Langsat, Bengalon, Kalimantan Timur, yakni sebuah sekolah yang terletak di tengah perkebunan kelapa sawit.

"Saya berusaha mengunjungi anak-anak yang terhalang untuk ke sekolah, memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan usia dini. Ini adalah bentuk komitmen saya sebagai Guru PAUD," kata Sri.

Menurut Sri, pendidikan usia dini membantu anak-anak belajar berinteraksi dengan lingkungan, mengembangkan kemampuan bahasa, dan membangun dasar yang kuat untuk pembelajaran di masa mendatang.

Di daerah Sri mengabdi, masih banyak orang tua yang masih berpikir bahwa pendidikan usia dini tidak penting. Melalui sosialisasi dan kunjungan ke orang tua, Sri bersama timnya secara rutin berusaha menyadarkan para orang tua akan pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka.

“Kami mendatangi rumah mereka satu per satu, mengenalkan Pendidikan usia dini seperti apa, tujuannya untuk apa dan manfaatnya, walaupun memang masih banyak pola pikir Masyarakat disini, tidak seperti Masyarakat perkotaan,” tambah Sri.

Tantangan yang dihadapi Sri bukan hanya dari pola pikir masyarakat setempat, melainkan dari lingkungan. Dalam perjalanan pengabdiannya sebagai seorang guru di pedalaman Kalimantan, Sri menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah.

"Setiap hujan, jalanan menuju sekolah terendam banjir, jalanan tanah merah membuat sulit dilewati terkadang kesekolah membutuhkan waktu 1 jam dalam jarak dekat, tapi saya tetap semangat, karena saya tahu anak-anak ini butuh pendidikan dan kasih sayang,” jelas Sri.

Dari keterbatasan infrastruktur hingga ancaman hewan hutan yang berbahaya, semua dihadapinya dengan keberanian dan ketenangan demi keamanan anak-anak didiknya. Perjuangan dan dedikasi para pendidik di pedalaman Indonesia tidaklah sia-sia.

Berkat usaha Mei dan Sri, 2 (dua) orang figur pendidik dari pedalaman ini dianugerahi penghargaan Guru Heroik pada Askrindo PAUD Indonesia Awards (APIA) 2024, sebuah acara apresiasi dari PT Asuransi Kedit Indonesia (Askrindo) atas dedikasi luar biasa para guru PAUD yang telah memberikan dampak positif bagi pendidikan anak usia dini di Indonesia.

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia untuk menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia demi membangun Generasi Emas Indonesia tahun 2045. Direktur Utama PT Askrindo, Fankar Umran, menyatakan bahwa Askrindo turut berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas Pendidikan anak anak di Indonesia melalui program program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Askrindo.

“Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No. 4 tentang Pendidikan Berkualitas, bahwa setiap anak di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak,” ucap Fankar.

Askrindo telah menjalankan sejumlah program untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Indonesia, seperti Askrindo PAUD Indonesia Awards yang mendukung peningkatan kualitas para guru PAUD, Mobil Pintar (MOPI) yang menyediakan sarana literasi bagi 22.000 anak, sosialisasi tentang perlindungan anak, dan berbagai inisiatif lainnya.

“Kami berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan sehingga tercipta generasi emas yang berkualitas dan berakhlak," tutup Fankar.

Share: