for learn successfull and Healthy Live

Persib selangkah menuju Juara

Kemenangan penting dipetik Persib Bandung atas Madura United di leg I final Championship Series Liga 1 2023-2024, pada Minggu (26/5/2024) malam WIB.

Anime

Dragonball Ultra instinct Goku vs Jiren

Juknis Dana BOS 2024 PDF dan Cek Pencairannya

Cara cek penyaluran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tahap 1 tahun 2024 bisa dilakukan via laman Kemdikbud. Sedangkan juknis dana BOS tercantum dalam Permendikbud Nomor 63 tahun 2023.

8 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan dan Cara Konsumsinya

Manfaat Biji Pepaya Ada beberapa manfaat dari mengkonsumsi biji pepaya untuk kesehatan tubuh, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Menurunkan Risiko Penyakit Kanker

Resep Kue Tradisional

Langkah pembuatan kue cucur: 1. Masak air dengan gula pasir dan gula merah sambil diaduk rata, lalu dinginkan. 2. Campur tepung terigu, tepung beras, dan bubuk kayu manis.

Tampilkan postingan dengan label MUSLIM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MUSLIM. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Agustus 2024

Sayyidah Hajar Sang Teladan

 


Mengenal Sayyidah Hajar

Sayyidah Hajar merupakan perempuan berbangsa Qibti atau berasal dari Mesir. Saat itu Nabi Ibrahim beserta istrinya Sayyidah Sarah melakukan perjalanan ke Mesir. Singkat cerita Sayyidah Sarah ditahan oleh Raja Mesir. Hingga Nabi Ibrahim berhasil menyelamatkannya. Melihat Nabi Ibrahim yang berperilaku sangat baik, Raja Mesir menghadiahkan pelayan terbaiknya yaitu Sayyidah Hajar kepada Nabi Ibrahim. Sayyidah Hajar pun pulang bersama Nabi Ibrahim dan Sayyidah Sarah ke Baitul Maqdis, Hebron, Palestina.

Asal-usul Sayyidah Hajar yang sebenarnya bukanlah seorang budak. Melainkan putri Raja dari kerajaan Mesir Hulu. Ketika itu, Mesir terdapat dua kerajaan, yaitu Kerajaan Mesir Hulu yang berbangsa Qibti berbatasan dengan daerah Sudan, dan Kerajaan Mesir Hilir. Kedua kerajaan tersebut kemudian berperang, hingga akhirnya kerajaan Mesir Hulu kalah dan Hajar menjadi tawanan perang.

Menikah dengan Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim menikah dengan Sayyidah Sarah dengan usia pernikahan yang cukup lama, akan tetapi belum diberi keturunan oleh Allah. Sarah pun kemudian meminta Nabi Ibrahim untuk menikahi Hajar dengan harapan melalui Hajar lah Nabi Ibrahim kemudian di karuniai keturunan. Nabi Ibrahim  awalnya menolak permintaan tersebut. Akan tetapi Sarah terus mendesak Nabi Ibrahim hingga akhirnya Nabi Ibrahim mau menikah dengan Hajar.

Atas izin Allah, tidak lama setelah pernikahan tersebut, Hajar mengandung, dan lahirlah Nabi Ismail ‘alaihissalam. Akan tetapi Sarah juga merupakan perempuan biasa yang memiliki kecemburuan terhadap Hajar yang dikaruniai keturunan. Nabi Ibrahim pun mencari solusi atas permasalahan ini. Kemudian, Allah mengilhamkan Nabi Ibrahim untuk membawa Hajar beserta bayinya ke sebuah tempat yang Allah pilihkan.


Menerima Ketetapan Allah

 Nabi Ibrahim membawa Hajar berjalan ke selatan dari Baitul Maqdis menuju suatu lembah yang dinamakan lembah Bakkah dekat Baitullah, dengan perjalanan kurang lebih selama 15 hari. Sesampainya disana, Allah kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim untuk segera kembali ke Baitul Maqdis dan meninggalkan Hajar juga bayi Ismail untuk menetap di sana. Sedangkan saat itu, bekal yang dibawa tidaklah tersisa banyak, juga tempat tersebut belumlah berpenghuni. Nabi Ibrahim dibebani perasaan bimbang untuk meninggalkan istrinya serta anaknya.

Nabi Ibrahim pun berjalan ke utara meninggalkan Hajar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Perasaan berat yang tak menentu membebani Nabi Ibrahim sebagai seorang suami juga seorang ayah dari bayi yang baru lahir. Melihat Nabi Ibrahim pergi tanpa mengucapkan apapun, Sayyidah Hajar pun mengejar dan memanggil Nabi Ibrahim juga bertanya “Mengapa engkau tinggalkan kami?”. Mendengar pertanyaan Hajar, Nabi Ibrahim tidak menjawab apapun dan terus melanjutkan langkah dengan berat. Hajar pun bertanya kembali, dan tetap saja Nabi Ibrahim tidak menjawab. Hingga Hajar melontarkan pertanyaan ketiga kalinya, Nabi Ibrahim tetap diam saja.

Sayyidah Hajar kemudian mengganti pertanyaannya, “Apakah ini perintah Allah?”. Mendengar pertanyaan istrinya, Nabi Ibrahim pun berbalik badan dan menjawab “Ya ini perintah Allah”, dan di dalam hatinya Nabi Ibrahim pun yakin bahwa istrinya akan siap dengan perintah Allah. Sayyidah Hajar kemudian berkata, “Jika demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”. Nabi Ibrahim kemudian meninggalkan istrinya Hajar dan bayinya Ismail dengan penuh keyakinan kepada Allah.

Ujian dan Pertolongan Allah

Bekal persediaan pun akhirnya habis, air susu Hajar menipis, sehingga bayi Ismail pun menangis hingga tangisannya seperti bayi yang sekarat. Sayyidah hajar pun memutar otak, berikhtiar mencari sumber mata air, makanan, ataupun orang-orang yang dapat dimintai pertolongan. Hajar melihat sekeliling, di sekelilingnya hanyalah gurun pasir yang tandus dan tak berpenghuni. Hajar kemudian naik ke bukit Shafa dengan harapan, dari atas ketinggian ia bisa memandang sekeliling yang lebih luas. Dari atas bukit Shafa Hajar melihat bayang-bayang air di bukit Marwah, Hajar pun berlari ke bukit Marwah, tapi tak menemukan apapun di sana. Dari bukit Marwah, Hajar melihat bayang-bayang air di bukit Shafa, Hajar pun kembali berlari ke bukit Shafa. Sesampainya di bukit Shafa, sama seperti sebelumnya, hingga Hajar berlari bolak-balik dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Peristiwa tersebut kemudian menjadi salah satu serangkaian dari Ibadah Haji, yakni Sa’i.


Hajar melakukan ikhtiar semaksimal mungkin juga tawakkal yang begitu kuat kepada Allah. Di tengah kepasrahan Hajar, Allah mengutus Jibril untuk menghentakkan sayapnya tepat di bawah kaki bayi Ismail sehingga keluarlah mata air. Sayyidah Hajar kemudian mengumpulkan air tersebut dengan berkata “Zam.. zam.. zam..”. Dari peristiwa tersebutlah kemudian mata air tersebut disebut Zam-zam. Yang mana air zam-zam abadi hingga kini, menjadi air terbaik di dunia. Karena keteguhan Hajar, Kota Makkah menjadi kota yang ramai dihuni. Menjadi pusat peradaban  dan tempat bersatunya Umat Islam dari penjuru dunia, khususnya ketika Ibadah Haji.  

Keberhasilan Didikan Sayyidah Hajar kepada Ismail

Meskipun Hajar dan Ismail tinggal berjauhan dengan Nabi Ibrahim, bahkan bertahun-tahun tidak bertemu, akan tetapi Hajar mampu memberikan kasih sayang, memberikan pendidikan yang baik, dan membangun jiwa Ismail dengan kisah yang menggambarkan sosok ayahnya yakni Nabi Ibrahim. Hajar tidak pernah lengah dalam mendidik Ismail. Hajar mengenalkan Ismail tentang Rabbnya, mengajarkan tauhid seperti yang diajarkan Ibrahim sehingga risalah tauhid tertanam kuat pada diri Ismail.

Keberhasilan didikan Hajar juga dibuktikan ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim mendapat perintah tersebut melalui mimpi secara berturut-turut. Ibrahim kemudian mengutarakan perintah tersebut kepada anaknya Ismail. Perasaan Ibrahim tak menentu, merasa berat hati jika harus mengorbankan anak semata wayangnya tersebut dan merasa takut dengan jawaban Ismail. Dialog antara Nabi Ibrahim diabadikan oleh Allah dalam Qs. Ash-Shafat ayat 102. Ismail menjawab “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) padamu, insyaaallah engkau mendapatiku sebagai orang yang sabar”. Mendengar jawaban Ismail, legalah hati Ibrahim dan bersyukur kepada Allah.


Sayyid Quthb berkata dalam Fi Zhilalil Qur’an Ismail menerima perintah tersebut tidak hanya dengan ketaatan dan penyerahan diri yang tulu, melainkan juga dengan keridhaan dan keyakinan yang mantab. Ini lah bukti keberhasilan Sayyidah Hajar dalam mendidik Ismail, walaupun mendidik Ismail sendirian jauh dari Ibrahim, akan tetapi Hajar mampu menanamkan jiwa-jiwa ketauhidan yang tinggi kepada Ismail. Jika saja Ismail tidak dididik dengan baik, ia bisa saja membantah ayahnya yang bertahun-tahun tidak tinggal bersamanya.

Meneladani Sosok Sayyidah Hajar

Banyak hikmah yang dapat dipetik dari sosok Hajar. Beliau merupakan seseorang yang memiliki pendirian teguh, penghambaan kepada Allah yang baik, menerima segala ketetapan Allah, menaati suaminya, serta ikhtiar dan tawakal semaksimal mungkin kepada Allah. Hingga peristiwa yang dialami oleh Hajar diabadikan oleh Allah menjadi satu rukun dalam Ibadah Haji yaitu Sa’i. Selain itu juga air Zam-zam masih kita rasakan manfaatnya sampai sekarang.

Share:

Pentingnya Akhlak di Masa Digital



Dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali ajaran-ajaran yang berhubungan dengan akhlak. Entah perintah untuk melaksanakan sesuatu yang baik ataupun larangan untuk menjauhi sesuatu yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa sangat pentingnya akhlak dalam ajaran islam.

Menurut al-Ghazali, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan macam-macam perbuatan antara baik atau buruk, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan jangka panjang; sehingga dengan mudahnya seseorang melakukan sesuatu.

----

Akhlak bukanlah suatu perbuatan atau kekuatan, melainkan suatu keadaan jiwa yang berbentuk bathiniah. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa yang membawa dampak bagi seseorang untuk bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Akhlak tidak bersifat logis ataupun dorongan nafsu.

Secara umum, akhlak dibagi menjadi dua, yaitu akhlak yang baik (mahmudah) dan akhlak yang buruk (mazmumah). Akhlak mahmudah adalah segala perbuatan atau tindakan yang terpuji dan mempunyai kelebihan (fadlilah). Sedangkan, akhlak mazmumah ialah segala perbuatan atau tindakan yang tidak terpuji (tercela).

Akhlak yang baik tidak sekadar diberikan kepada sesama manusia saja, tetapi kepada seluruh sesama makhluk Allah Swt. yang diciptakan di alam semesta ini. Akhlak yang buruk dapat menciptakan dampak negatif dan berakibat kerusakan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Al-Ghazali berpendapat bahwa karakteristik akhlak dibagi menjadi 4, yaitu kekuatan ilmu (hikmah), kekuatan marah, kekuatan nafsu syahwat dan kekuatan keseimbangan (keadilan). Dari keempat kriteria menjadi persyaratan wajib untuk menggapai tingkatan akhlak yang baik secara keseluruhan.

----

Pendapat aliran nativisme terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku akhlak yaitu faktor yang telah dibawa manusia sejak lahir. Seperti, kecenderungan dari dalam diri seseorang. Ibarat jika seseorang memiliki kebiasaan yang baik, maka dengan otomatis seseorang tersebut menjadi baik.

Pendapat aliran empiris bahwa faktor yang paling mempengaruhi perilaku akhlak adalah faktor dari luar. Seperti cara orang tua yang mendidik anaknya, jikalau anak tersebut mendapatkan didikan yang baik, maka anak tersebut jadilah baik atau malah sebaliknya.

Adapun faktor dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berasal dari luar dirinya dan sangat besar dampaknya terhadap perbuatan seseorang. Seperti lingkungan pergaulan yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang baik di dalam rumah tangga, sekolah, masyarakat.

Menurut al-Ghazali, ada dua metode yang dapat dilakukan seseorang agar berakhlak baik. Yang pertama, membiasakan diri melaksanakan amal shaleh dengan penuh keikhlasan. Kedua, perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi kebiasaan yang baik.

Sedangkan, cara menempuhnya yaitu dengan meminta karunia Allah Swt., agar segala nafsu maupun amarah dapat dikendalikan ke jalan yang benar. Selanjutnya, dengan menempatkan diri kepada perilaku-perilaku yang dikehendaki oleh akhlak tersebut.

Sebagaimana contoh dari perbuatan akhlak yang baik kepada Allah Swt. yaitu berserah diri kepada Allah Swt., selalu bersifat tawaduk kepada Allah Swt., tidak lupa mengharapkan rida dari Allah Swt. dan senantiasa melaksanakan perintah Allah Swt. serta menjauhi larangannya.

----

Contoh berakhlak yang baik terhadap sesama manusia yaitu selalu menghormati dan menghargai kedua orang tua, berbuat baik kepada sesama teman, selalu berprasangka baik dan rendah hati. Selain itu, ada pula akhlak yang baik terhadap sesama makhluk ciptaan Allah Swt. yaitu selalu menyayangi dan melindungi terhadap binatang maupun tumbuhan.

Menurut pendapat M. Ali Hasan, tujuan inti dari adanya seseorang yang berakhlak ialah agar seseorang dapat berbudi pekerti dan bertingkah laku yang baik serta beradat istiadat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

Akhlak yang agung akan selalu terlihat perihal pengabdiannya terhadap Allah Swt., terhadap lingkungan sekitar baik antar sesama manusia maupun sesama makhluk ciptaan Allah Swt. Akhlak yang agung dapat memberikan kita kebaikan serta kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak.

Rasulullah bersabda yang artinya, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah dirinya yang memiliki akhlak baik (mahmudah). Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (HR. Tirmidzi)

Dengan berakhlak mulia, kita dapat menikmati ketenangan dalam hidup, dapat lebih dihormati dan dihargai seseorang, menjadikan kita selalu optimis dan berpikir positif. Tak lupa selalu dalam lindungan Allah Swt. dan terhindar dari hal-hal yang negatif.

Oleh karena itu, jadilah seseorang yang berakhlak mulia maupun terpuji, karena dengan mempunyai akhlak yang baik (mahmudah) dapat memberikan keistimewaan serta keberkahan dalam hidup dan selalu menjerumuskan kepada hal-hal yang positif.


Share:

Sabar di Zaman Digital

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa modernitas lebih identik dengan pola informasi cepat. Hal itu selama berjalan dalam koridor norma-norma kebaikan dan agama kemudian masih dalam bingkai kebenaran dan aturan hukum. Kita sepakat bahwa hal tersebut sangat berguna dan dalam satu sisi membantu dalam mentransformasikan nilai-nilai keluhuran.

Di sisi lain arus informasi itu tidak selamanya sejalan dengan etika ke-Indonesia-an dan berseberangan dengan ajaran agama. Maka ketika hal tersebut bertentangan dengan ajaran-ajaran agama atau norma-norma kesusilaan maka kita harus mengambil sikap hati-hati dan selektif. Jangan mudah menyebarkannya tanpa meneliti dan menelaahnya lebih jauh dan mendalam. Oleh karena itu, di sinilah sabar mempunyai peran krusial dan urgen yang harus muncul dan menjelma menjadi rem dan filter sekaligus menjadi anti virus.


Sabar sering disandingkan dengan kata tabah. Kata sederhana yang ringan diucapkan dan mudah disampaikan. Sabar merupakan kunci untuk membuka kemelut permasalahan; menjadi alat yang menghubungkan keretakan personal maupun kompleksitas problem masyarakat. Berasal dari bahasa arab yang sering diartikan sebagai menahan diri atas ketidakenakan atau menahan diri dalam posisi kurang atau tidak nyaman.

Sabar menjadi penanda bagi ketercapaiannya cita-cita atau harapan. Segala sesuatu yang kita kerjakan harus selalu diliputi dengan sabar. Sabar harus selalu ada di awal, tengah dan akhir pekerjaan kita. Ia adalah bagian terpenting bagi kesuksesan dan keteraturan hidup dan kehidupan yang kita jalani. Dalam satu hadis dijelaskan bahwa sabar itu terlihat sebagai karakter seseorang pada saat hentakan pertama/ awal mula cobaan itu datang ( al shadamatu al ula). 

Bisa kita bayangkan tanpa karakter sabar yang harus selalu kita latih, perilaku semena-mena dan semaunya akan sering kita jumpai. Dan semena-mena atau semaunya cenderung mengarah kepada merusak dari pada membangun. Memang hal itu sudah dijelaskan Allah bahwa karakter dasar manusia adalah tergesa-gesa (QS; 17:11). Dan oleh karena itu dalam banyak ayat dalam Al Qur’an sering dijelaskan tentang pentingnya sabar dalam segala kondisi dan situasi.

Sabar harus menghentikan aktifitas kita sejenak untuk lebih memberikan ruang pada akal pikiran untuk mencerna hal tersebut secara cepat dan akurat; tentunya memperbanyak literasi sebagai pengkayaan terhadap cakrawala pengetahuan.

Fenomena “share” dengan hanya mengacu pada judul tanpa melihat dan mencermati konten yang ada dalam suatu berita menjadi lumrah. Hal ini menghilangkan akal berpikir kita untuk sejenak tidak menjadi manusia yang seutuhnya (manusia adalah hewan yang berpikir). Bukankah segala sesuatu pasti mempunyai sisi baik dan buruk?. Mempunyai sisi positif dan sisi negatif, baik dualitas tersebut berkaitan dengan kontennya atau dengan suasanan dan kondisi yang melingkupi berita tersebut.

Dalam ayat terakhir Surat Ali imron ayat 200, sangat jelas bahwa sebagi seorang beriman kita mendapat perintah untuk melakukan tiga hal supaya kita beruntung dalam segala hal. Pertama; bersabar terhadap diri kita sendiri (al sabru ala nafsihi). Termasuk menahan ketergesa-gesaan dalam menjalankan ibadah sholat dan sikap semaunya dalam mengambil keputusan dan dalam menilai sesuatu yang belum jelas kevalidannya. Maka urgennya tabayyun terhadap sesuatu yang masih abu menjadi sebuah keniscayaan seperti dalam QS: 49 : 6, dan hal tersebut bukan menghilangkan kerja cepat tapi itu sebuah kecermatan.

Kedua; sabar terhadap lingkungan luar termasuk sabar terhadap orang lain (mushabaroh atau al sabru ala ghairihi). Sebagai pengingat bahwa sabar memang sarat yang harus ada dalam hubungan antara sesama. Bagaimana kita bersabar terhadap sikap dan ucap yang tidak sesuai dengan cara pandang kita. Hal itu sebagai upaya untuk mengikis ego manusia yang sejak lahir memang selalu tumbuh dan berkembang.


Dan ketiga; harus menjalin hubungan (murobathoh) dengan kesemuanya, baik dengan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan atau alam. Dan yang ketiga ini bisa dikatakan sebagai kilas balik terhadap sikap kita terhadap diri kita, orang lain maupun lingkungan luar. Kemudian terwujudnya ketiga hal tersebut dimaksudkan untuk keberuntungan kita baik di dunia misalnya terciptanya sebuah keharmonisan, ketentraman dan terjalin sebuah ikatan persaudaraan dan yang tak kalah penting adalah keberuntungan kita di akhirat. Bukankah sa’adatu al-daaraini (bejo dunyo akhirat) merupakan impian setiap manusia?

Share:

Ibadah Tapi Masih Maksiat, Begini Kata Ustaz AH


Bukankah semakin rajin ibadah seharusnya semakin menjauh dari maksiat? Tentu kita sering mendengar istilah-istilah seperti “rajin shalat kok marah, rajin ngaji kok zhalim, rajin ibadah kok maksiat” tentu yang salah bukanlah ibadahnya tetapi si pelaku ibadah. Begini penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

Allah SWT berfirman dalam satu Hadits Qudsi ”Sesungguhnya Aku (Allah) hanya akan menerima shalat dari hamba yang dengan shalatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku. Dia tidak sombong kepada  makhluk-Ku yang lain, tidak mengulangi maksiat kepada-Ku, menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita. Aku akan muliakan shalat hamba itu dengan  kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan  makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan Firdaus di surga.”


Antara Ta’at, Maksiat, dan Lagha

Kita mungkin pernah melihat, ada orang salat tapi masih berbuat perkara tidak penting. Ustadz Adi Hidayat dalam tanya jawab MIRA memaparkan antara ta’at dan maksiat. Di antara keduanya Ustadz Adi menyebutkan “lagha” atau hal yang tidak penting. “Lagha” ini belum tentu dosa, tetapi banyak yang tidak menyukainya karena berpotensi mendekatkan pada maksiat dan melupakan ibadah.

Kita ambil contoh, maksiat yang jelas berdosa dari segi aspek penglihatan. Misalnya melihat yang terlarang, pornografi apalagi porno aksi dan hal-hal lain yang Allah benci sudah jelas maksiat. Berbeda jika menonton film, itu tidak ada unsur melihatkan langsung aspek maksiatnya. Sedangkan lagha adalah melalaikan ta’at, membuang waktu sia-sia. Waktu untuk membaca Al-Quran terbuang begitu saja dan waktu untuk mengasah otak jadi berkurang.


Penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang Tingkatan Iman


Dalam Islam, gambaran keimanan itu ditunjukkan dengan perbuatan amal shaleh. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan dalam sesi tanya jawab tersebut bahwa tingkatan iman terbagi menjadi tiga. Pertama, iman dasar. Makna “aamana” yaitu iman yang standar. Tanda standar iman ditunjukkan dengan amalan-amalan atau ibadah yang dikerjakan hanya yang sifatnya menggugurkan kewajiban saja. Standarnya iman terlihat ketika mengerjakan salat. Mereka hanya mengerjakan salat wajib saja, belum tergerak mengerjakan salat-salat sunnah. Jadi feedback atau timbal balik dari ibadah yang mereka dapatkan juga standar.

Misalnya fungsi shalat adalah mencegah yang keji dan munkar. Mereka yang hanya mengamalkan ibadah shalat wajibnya saja, secara standar maka yang tercegah juga hanya perbuatan keji dan munkar yang sifatnya standar. Karena itu salat tidak dapat mencegah godaan yang melebihi batas standar. Inilah yang menyebabkan orang yang salat masih melakukan maksiat.

Untuk mencegah godaan-godaan yang berat atau melebihi standar maka seseorang harus menaikkan level keimanannya. Kata “aamana” berubah menjadi mudhari’ dengan “yu’minu” bermakna ketersambungan, konsistensi akan iman, terus berlatih agar menjadi kebiasaan. Iman yang naik level terlihat dari ibadah yang juga naik levelnya. Seperti shalat tidak hanya melaksanakan yang wajib saja tapi juga yang sunnah-sunnah. Hal ini agar benteng kita makin kuat dan bisa memfilter godaan-godaan yang melebihi standar.

Jika sudah berusaha untuk istiqamah menaikkan level ibadah menjadi kebiasaan dan melekat akan hal itu maka levelnya menjadi “mu’min” atau jamaknya “mu’minun”. Dalam tingkat ini bukan lagi soal kuantitas ibadah, tapi juga kualitas ibadah. Dengan ibadah yang berkualitas itu tentu akan meninggalkan hal-hal yang tidak penting. Misalnya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat seperti membaca Al-Qur’an, menulis dan sebagainya.


Rajin ibadah tapi Masih Bermaksiat, Apa Faktornya?

Kenapa rajin ibadah tapi masih bermaksiat? Dari pemaparan Ustadz Adi Hidayat mengenai iman dapat kita pahami bahwa ketika iman kita standar maka godaan-godaan di atas standar tidak bisa kita cegah, dan maksiat akan muncul. Ketika iman meningkat, maka potensi-potensi maksiat di atas standar yang tadinya tidak bisa dicegah, kali ini bisa ditangani. Namun “lagha” atau hal-hal yang tidak penting masih bisa mempengaruhi iman kita di level ini. Maka, “lagha” inilah yang membuka jalan untuk bermaksiat. Ketika kita sibuk melakukan hal-hal yang tidak penting atau kurang bermanfaat, potensi-potensi untuk maksiat dapat mempengaruhi kita.

Bagaimana cara mencegah “lagha” ini? tentu dengan meningkatkan kualitas ibadah. Jika tadinya kita meningkatkan kuantitas, maka kali ini kualitas ibadah juga harus ditingkatkan. Seperti ketika shalat misalnya, mereka sudah banyak melaksanakan amalan shalat sunnah. Maka sekarang saatnya meningkatkan kualitas shalatnya dengan berusaha lebih khusyu’. Maka dengan berusaha meningkatkan kualitas ibadah inilah setan yang tadinya bisa menggoda lewat jalur “lagha” ini bisa tercegah. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah untuk tetap istiqamah dalam kebaikan. Wallahu a’lam bisshawab.

Share:

Jumat, 29 September 2023

sia-sialah segala amal kebaikannya

 


Ibarat sholat adalah suatu Ember/wadah yg dapat menampung isinya air (ibarat amal kebaikan) didalamnya. Jika air yg dibawanya itu tanpa ember/wadah, pastilah air itu akan terbuang dg sia2/mubazir. Sama halnya dg orang yg menjalankan banyak amal kebaikan tapi dia tidak menjalankan sholat, maka sia2lah segala amal kebaikannya..

RENUNGKANLAH..

  • Islam menuntun penganutnya hidup di dunia bahagia dan di akhirat masuk surga dengan pedoman kepada Al qur'an dan Hadits.
  • Bahagia adalah : Suatu perasaan yang tidak didasari oleh materi yang mengakibatkan tidak ada lagi rasa : was-was, takut, gelisah, stress ;  karena hidup dan mati ini hanya karena Allah semata
  • Surga adalah : Segala sesuatu yang paling menyenangkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesenangan di surga.
  • Sedangkan neraka adalah : segala sesuatu yang paling menyakitkan di dunia ini, tidak ada seujung kukunya kesakitan di neraka
  • Jadi apalah artinya kesenangan di dunia ini kalau nantinya mengakibatkan diri digiring ke neraka.

RENUNGKANLAH..

  • Hidup di dunia ini adalah kompetisi untuk menentukan tempat kita kelak di akhirat yaitu surga atau neraka. Ini sangat tergantung kepada persiapan apa yang dilakukan untuk mencapai tempat mana yang kita inginkan nanti di akhirat.
  • Salah satu ibadah namun utama adalah shalat, dimana begitu istimewanya shalat, sampai-sampai Jibril pun tidak dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan perintah shalat kepada Rasulullah.
  • Allah menyuruh langsung Rasulullah untuk datang menghadap dalam bentuk Mi'raj agar langsung didengar perintah shalat tersebut oleh Rasulullah.

BAGAIMANA DENGAN SHALAT KITA…

Kebanyakan orang yang beragama Islam dan melaksanakan shalat, namun shalatnya tidak dapat mencegah yang keji dan mungkar sesuai dengan tujuan shalat itu sendiri

QS Al 'Ankabuut 29:045:

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.

Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ini bisa kita lihat dari betapa banyak maksiat yang masih terjadi berupa : perkosaan, perzinahan, pembunuhan, korupsi, penipuan, perampokan, penyogokan dlsb.

BELUM PAHAM ARTINYA SHOLAT

  • Sabda Rasulullah saw, :

di akhirat nanti ada orang  yang membawa shalatnya di hadapan Allah swt, kemudian shalatnya  diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya kain usang dan kotor lalu shalatnya itu dibantingkan ke wajahnya.

  • Sabda Rasulullah saw, :

Bagi orang yang berangan-angan dalam shalatnya, maka ia tidak akan memperoleh apapun selain dari angan-angannya itu.

  • Sabda Rasulullah saw, :

Sesungguhnya perumpamaan shalat itu seperti orang yang mandi. Bila seseorang mandi 5 kali sehari, tetapi badannya belum juga bersih, boleh jadi karena air yang digunakan untuk mandi tersebut memang kotor, atau di waktu mandi ia tidak menggunakan sabun.

Jadi jika ada orang yang mengerjakan shalat 5 kali sehari, tetapi perilakunya masih saja buruk, berarti orang tersebut belum memahami benar akan artinya shalat.

FAKTA …

Fakta yang ada dalam lingkungan kita adalah :

  • Bagaimana agar sembahyang kita bisa khusuk, sehingga keluarlah berbagai macam aturan yang didominasi oleh kata-kata jangan dan harus, misalnya : jangan bawa pikiran yang lain dalam shalat, wajah harus tetap ke sajadah dan lainnya.
  • Shalat dilakukan hanya sebagai suatu pemenuhan kewajiban sehingga sering dilakukan buru-buru, tetapi saat berdo'a cukup lama.
  • Sementara mulut mengucapkan bacaan shalat, namun hati melanglang buana entah kemana, tahu-tahu shalat sudah selesai. Ini tidak beda dengan orang mabok, tidak mengerti apa yang sedang diucapkannya.

Inilah yang dikatakan dalam QS:Al ma'un 107 :004-005 :

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang  yang shalat (yakni) orang-orang yang lalai dari shalatnya.

FAKTA…

  • Sebaliknya, QS Al Mu'minun 23:001-002

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya,

  • Coba kita ingat-ingat : bila dipanggil atasan, betapa kita datang dengan rapi dan bertutur kata lembut, dan mengerti persis apa yang akan diucapkan, jarang terpikir hal-hal lain, apalagi bila itu menyangkut kelangsungan jabatan.
  • Berjanji dalam shalat tidak akan menserikatkan Allah, tetapi kenyataannya dalam shalat secara tidak sadar telah melakukan serikat bagi Allah. (Syirik)
  • Syirik bukan saja menyembah berhala, tetapi juga bila kalbu ini didominasi oleh hal-hal selain Allah. (Syirik adalah dosa yang tidak berampun).

HAKEKAT SHALAT …

Pada hakekatnya shalat adalah aktifitas yang mempunyai arti sebagai berikut :

  • Menyanjung dan memuji Allah : Allahu Akbar, Maha suci Allah dan Maha Agung , Maha Tinggi Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang
  • Membuat janji/komitmen dengan Allah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya karena Allah semata dan tidak akan menserikatkan Allah.
  • Memohon kepada Allah : Meminta : jalan yang lurus,  ampunan, disayangi, cukupi kekurangan, tinggikan derajad, rezeki, petunjuk, kesehatan
  • Mendoa'kan Rasulullah : shalawat

BERTAFAKURLAH…

Mari bertafakur sejenak untuk memperkuat keyakinan ilahiyah,

sebab sabda Rasulullah :

Bertafakur sejenak, lebih baik daripada ibadah satu tahun :

  • Bila datang kepada kita malaikat jibril yang menyampaikan bahwa umur kita tinggal 2 jam lagi, apa yang akan diperbuat ? tentulah sikap yang timbul adalah : dengan rasa takut, rendah diri dan penuh harap tanpa lagi menghiraukan harta, istri dan anak : mendirikan shalat tobat dan memohon ampunan-Nya. Bahkan selama 2 jam tersebut akan digunakan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya.
  • Maka anggaplah bahwa shalat ini adalah shalat yang terakhir, seolah-olah habis shalat ini akan meninggal.

QS An Naml 27:003 :

(yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

BERTAFAKURLAH…

  • Tidak dihitung amalan yang lain apabila shalat tidak diterima.
  • Kita akan berkomunikasi langsung dengan Allah yang Maha Melihat, Maha Mendengar.

QS Asy Syu'araa' 26:218 :

Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),

  • Syirik adalah dosa yang tidak berampun.

QS An Nisa' 04:48 :

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

QS An Nisa' 04:116 :

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

BERTAFAKURLAH…

  • Shalat adalah peluang besar untuk meraih surga.

QS Al Baqarah 02:277 :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

  • Percuma hidup di dunia bila nanti di akhirat akan masuk neraka.
  • Setan akan menggoda dari segala sisi dan segala cara.

TANAMKAN DALAM KALBU… Dengan Mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu').

Setelah keyakinan ini tertanam kokoh dalam kalbu, maka secara otomatis sikap kita  adalah :

  • Berpakaian yang terbaik untuk ketemu dengan Allah (shalat)
  • Mengikhlaskan waktu untuk ketemu dengan Allah (shalat)
  • Setiap akan memulai suatu pekerjaan, selalu memohon kepada Allah agar terlindung dari godaan setan
  • Mengucapkan bacaan shalat dengan tenang dan sabar, tidak tergesa-gesa
  • Berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan dalam shalat sehingga mulut berucap, kalbu tidak dibiarkan terdominasi oleh selain Allah yaitu dengan memberikan tugas : mengartikan apa yang sedang diucapkan. Wajar apabila masih saja ada gangguan bagi kalbu yang melanglang buana, tetapi dengan cepat kembali kepada Allah.

TANAMKAN DALAM KALBU… Dengan Mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu').

  • Janji kepada Allah dalam shalat, yakni : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah karena Allah semata, dijadikan sebagai alat kontrol dalam setiap akan memulai tindakan.

Sehingga bila tindakan yang akan dilakukan tersebut bukan karena Allah semata, maka tidak perlu dilakukan. Misalnya : Bila ada niat dalam hati hendak melakukan zina atau korupsi, segera tanya kalbu ini, apakah ini kita hadirkan atau lakukan karena Allah ? Bila tidak, tentu segera meninggalkan niat berbuat tersebut.

AMALKANLAH… Dengan Penuh Keyakinan

Bila shalat yang dilakukan berdasarkan keyakinan tersebut di atas, maka akan terasa bahwa betapa shalat itu nikmat, sehingga sehabis shalat akan terasa tentram dalam kalbu.

Keyakinan ilahiyah ini juga yang antara lain akan membuahkan shalat yang  mana selaras antara mulut yang mengucapkan dengan kalbu yang menghayati maknanya dan otak mengingat kebesaran-Nya. (Khusyu').

Shalat seperti inilah yang dapat mencegah Keji dan Mungkar .

Insya Allah.

________________________________________________________________________

Bagi Yang Meninggalkan,

SIKSA "MENIGGALKAN SHOLAT"

" Apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka Saqar ini ?" Mereka menjawab :" kami tidak termasuk golongan orang-orang yang mengerjakan Sholat " (S.Al-Muddatsir 42, 43 ).

SIKSAAN KETIKA HIDUP DIDUNIA

1. Allah kurangkan keberkatan umurnya
2. Rezekinya dipersempitkan oleh Allah
3. Tidak ada tempat baginya disisi Agama ISlam
4. Do'anya tertolak
5. Hilang cahaya sholeh dari wajahnya
6. Amal kebaikan yang dilakukan langsung tidak diberi pahala

SIKSAAN KETIKA SAKARATUL MAUT
1. Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina
2. Matinya dala keadaan menderita kelaparan
3. Matinya dalam keadaan yang sangat haus, walaupun diberi minum sebanyak tujuh lautan

SIKSAAN KETIKA BERADA DIDALAM KUBUR

  1. Allah akan menyempitkan kuburannya dengan sesempit-sempitnya
  2. Di alam Kuburnya akan digelapkan segelap-gelapnya
  3. Allah akan menyiksanya dengan amat sangat pedih sampai hari Qiamat

SIKSAAN KETIKA BERADA DI AKHIRAT

1. Dia akan dibelenggu dan diseret ke padang mahsyar oleh malaikat.

2. Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan.

3. Allah tidak akan mengampuni dosanya dan akan sangat berat siksaannya didalam neraka.

NISBAH BAGI ORANG YANG MENIGGALKAN SHALAT... (Kitab Raudhatussalihin)

  1. SUBUH,       : Ia akan disiksa selama 60 tahun didalam neraka
  2. DZUHUR,      : Dosanya seperti membunuh 1000 jiwa orang Islam
  3. ASHAR,       : Dosanya seperti meruntuhkan Ka'bah
  4. MAGHRIB,     : Dosanya seperti ia berzina denga Ibunya (Jika pria) atau berzina dengan Bapaknya (bagi Wanita)
  5. ISYA',       : Allah tidak akan ridha' ia hidup dibumi Allah, dan ia akan didesak mencari bumi lain
Share:

Jumat, 24 Maret 2023

Panduan Sholat Tarawih, Bacaan, dan Tata Caranya





Bulan Ramadhan tahun ini jatuh pada tanggal 23 Maret 2023. Salah satu ibadah yang hanya ada pada bulan Ramadhan dan tidak ada di bulan lainnya adalah sholat tarawih. Sholat tarawih biasanya dikerjakan setelah sholat Isya dan kemudian diakhiri dengan witir.

Terkait jumlah rakaat sholat tarawih, ada banyak sekali pendapat yang berdasar pada dalil yang sama-sama kuat. Namun, mayoritas orang Indonesia melakukan ibadah sholat tarawih sebanyak 8 atau 20 rakaat.

Selain jumlah rakaat pada sholat tarawih satu hal yang penting untuk diketahui adalah niat sholat tarawih. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang niat sholat tarawih, bacaan, serta tata caranya yang perlu diketahui.

Niat Sholat Tarawih

Mengutip dari laman nu.or.id, niat sholat tarawih merupakan rukun yang harus dikerjakan. Berarti, apabila orang yang melakukan sholat tarawih akan tetapi tidak melafalkan niat maka sholatnya tidak sah.

Berikut ini adalah niat sholat tarawih untuk imam, makmum, dan sendirian:

1. Niat Sholat Tarawih sebagai Imam

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah swt.”

2. Niat Sholat Tarawih sebagai Makmum

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah swt.”

3. Niat Sholat Tarawih Sendirian

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah swt.”

Tata Cara Sholat Tarawih

Sholat tarawih merupakan sholat yang dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah. Sholat yang hanya ada pada bulan Ramadhan ini memiliki keistimewaan tersendiri. Hal itu tertuang dalam sebuah hadits: 

Artinya: “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih). 

Tata cara sholat tarawih dikerjakan sebanyak 2 rakaat dan 1 kali salam sama seperti sholat sunnah pada umumnya. Ada dua cara mengerjakan sholat tarawih yaitu 8 rakaat dan 20 rakaat. Berikut ini adalah tata cara sholat tarawih:

1. Takbiratul Ihram

2. Membaca Doa Iftitah

3. Membaca Surat Al-Fatihah

4. Membaca Surat Alquran

5. Ruku'

6. I'tidal

7. Sujud

8. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)

9. Sujud Kedua

Berdiri untuk mengerjakan rakaat yang kedua.

10. Membaca Surat Al-Fatihah

11. Membaca Surat Alquran

12. Ruku'

13. I'tidal

14. Sujud

15. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)

16. Sujud Kedua

17. Tasyahhud Akhir

18. Salam

Doa Sesudah Sholat Tarawih


Setelah melakukan sholat tarawih berjamaah selanjutnya adalah berdzikir dan kemudian dilanjutkan dengan doa. Adapun bacaan doa setelah tarawih adalah sebagai berikut:

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn.

Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman.

Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Arti Doa Setelah Tarawih

Artinya: "Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, 

yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Share:

Dzikir Setelah Sholat Lengkap dengan Artinya


Dzikir setelah sholat perlu untuk dipahami dengan baik. Berdzikir adalah salah satu cara mendekatkan diri serta meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.

Umumnya, berdzikir tidak hanya dilakukan tatkala usai mengerjakan sholat fardhu saja. Namun, berdzikir juga dapat dilafalkan di berbagai kondisi.

Bahkan, anjuran berdzikir tersebut juga tertuang dalam Alquran. Umat Islam hendaknya selalu berdzikir kepada Allah SWT dengan sebanyak-banyaknya. Adapun bunyinya yakni sebagai berikut,

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab [33]: 41).

Sementara dzikir dianjurkan untuk selalu dikerjakan, terlebih saat seorang muslim usai menunaikan sholat fardhu. Ada banyak lafal dzikir yang dapat diucapkan.

Hal itu pun hendaknya diucapkan secara berurutan. Melansir dari NU Online, berikut merdeka.com rangkum mengenai urutan dzikir setelah sholat hingga keutamannya.


Urutan Dzikir Setelah Sholat

Urutan dzikir setelah sholat hendaknya dibaca dengan niat lahir batin untuk mencari ridho Allah SWT. Maka dari itu, hendaknya seorang muslim meluangkan sedikit waktunya untuk duduk sejenak melafalkan dzikir.

Tak hanya tertuang di dalam Alquran, berdzikir pun juga dianjurkan Rasulullah SAW. Adapun bunyi dari hadis sahih yang diriwayatkan Ahmad tersebut yakni sebagai berikut,

"Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah (maksudnya: terus meneruslah berdzikir kepada Allah)." (HR. Ahmad)

Ada banyak jenis lafal dzikir yang dapat diucapkan. Melansir dari NU Online, ada urutan dzikir setelah sholat yang dirangkai oleh pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih. Berikut urutannya,

1. Membaca Istighfar

Urutan dzikir setelah sholat yang pertama yakni membaca lafal istighfar. Lafal yang pertama initak lain berisi permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Adapun bunyinya yakni sebagai berikut,

"Astaghfirullah hal'adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih."

Artinya:

"Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."

2. Memberikan Pujian kepada Allah SWT

Setelah istighfar, urutan dzikir setelah sholat yang kedua yakni melafalkan tahmid secara lengkap. Lafal ini berisikan pujian kepada Allah SWT.

Adapun bunyinya yakni sebagai berikut,

"Allahumma antassalam waminkassalam tabarakta Ya Dzaljalali wal ikram."

Artinya:

"Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik." (HR. Muslim)

3. Urutan Dzikir Selanjutnya

Urutan dzikir setelah sholat yang selanjutnya yakni membaca lafal pujian. Adapun bacaannya yakni sebagai berikut,

Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya:
"Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan." (HR. Bukhari dan Muslim).


4. Mengucap Dzikir Syukur

Selanjutnya, seorang muslim dapat membaca lafal dzikir pujian kepada Allah SWT. Adapun bunyi bacaannya yakni sebagai berikut,

Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatika.

Artinya:

"Wahai Allah, aku mohon pertolongan agar aku selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu)." (HR Abu Daud dan Nasa'i).


5. Membaca Lafal Tahlil

Selain mengucap dzikir syukur, seorang muslim hendaknya turut mengucap lafal tahlil lengkap kepada Allah SWT. Adapun bunyi bacaannya yakni sebagai berikut,

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodiir.

Artinya:

"Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (HR. Muslim, no. 594).


6. Membaca Doa Memohon Perlindungan

Sementara itu, urutan dzikir setelah sholat yang berikutnya yakni melafalkan salah satu doa. Doa tersebut tak lain berisi permohonan perlindungan dari ganasnya api neraka.

Adapun bunyinya yakni sebagai berikut,

Allahumma ajirni minannar.

Artinya:

"Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka."


7. Mengucap Lafal Ayat Kursi

Urutan dzikir setelah sholat yang berikutnya yakni membaca lafal ayat kursi. Adapun bunyi bacaannya yakni sebagai berikut,

Allahu laa ilaaha ila huwal hayyul qayyumu. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardhi. Man dzal ladzii yasfa’u ‘indahu illa bi idznihi. Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhithuuna bi syai’in min ‘ilmihii illaa bi maasyaa-a. Wasi’a kursiyyuhussamaawaati wal’ardha. Wa laa ya’udhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyyul azhiim.

Artinya:

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan juga tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang mampu memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah mencakup langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

8. QS Al Baqarah 285-286

Selanjutnya, seorang muslim lantas dapat mengucapkan lafal potongan QS Al Baqarah. Adapun yang dibaca yakni potongan ayat ke 285 hingga 286.

Berikut bunyinya,

Amanar-rasulu bima unzila ilaihi mir rabbihi wal-mu minun, kullun amana billahi wa mala ikatihi wa kutubihi wa rusulih, la nufarriqu baina ahadim mir rusulih, wa qalu sami'na wa ata'na gufranaka rabbana wa ilaikal-masir.

La yukallifullahu nafsan illa wus'aha, laha ma kasabat wa 'alaiha maktasabat, rabbana la tu`akhizna in nasina au akhta`na, rabbana wa la tahmil 'alaina israng kama hamaltahu 'alallazina ming qablina, rabbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih, wa'fu 'anna, wagfir lana, war-hamna, anta maulana fansurna 'alal-qaumil-kafirin.

Artinya:

"Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya," dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa), "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

11 dari 12 halaman

9. QS Al Ikhlas, QS Al Falaq, dan QS An Naas

Selanjutnya, urutan dzikir setelah sholat yang berikutnya yakni membaca QS Al Ikhlas, QS Al Falaq, dan QS An Naas.

10. Mengucap Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Urutan dzikir setelah sholat yang berikutnya yakni membaca tiga lafal yang berbeda. Di antaranya yakni lafal tasbih, tahmid, dan takbir secara singkat.

Masing-masing lafal tersebut dibaca sebanyak 33 kali. Ketiga lafal tersebut pun memiliki arti memberikan pujian kepada Allah SWT.

12 dari 12 halaman

11. Membaca Doa Lanjutan

Urutan dzikir setelah sholat yang selanjutnya yakni membaca doa lanjutan. Adapun bunyinya yakni sebagai berikut,

Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang."

12. Melantunkan Doa & Harapan

Terakhir, seorang muslim seusai sholat dapat menutup dzikir dengan memanjatkan doa dan harapan. Hendaknya, doa dilafalkan dengan sungguh-sungguh sembari berharap kekuasaan dan ridho dari Allah SWT.

Share: