for learn successfull and Healthy Live

Persib selangkah menuju Juara

Kemenangan penting dipetik Persib Bandung atas Madura United di leg I final Championship Series Liga 1 2023-2024, pada Minggu (26/5/2024) malam WIB.

Anime

Dragonball Ultra instinct Goku vs Jiren

Juknis Dana BOS 2024 PDF dan Cek Pencairannya

Cara cek penyaluran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tahap 1 tahun 2024 bisa dilakukan via laman Kemdikbud. Sedangkan juknis dana BOS tercantum dalam Permendikbud Nomor 63 tahun 2023.

8 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan dan Cara Konsumsinya

Manfaat Biji Pepaya Ada beberapa manfaat dari mengkonsumsi biji pepaya untuk kesehatan tubuh, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Menurunkan Risiko Penyakit Kanker

Resep Kue Tradisional

Langkah pembuatan kue cucur: 1. Masak air dengan gula pasir dan gula merah sambil diaduk rata, lalu dinginkan. 2. Campur tepung terigu, tepung beras, dan bubuk kayu manis.

Rabu, 02 Februari 2022

Gagal Adaptasi di Liga Inggris

Selama beberapa dekade terakhir, Liga Premier League (Liga Inggris) menjadi destinasi impian pemain-pemain.

Tapi, Liga Inggris merupakan ladang berat. Kompetisi ini punya standar tinggi, tempo yang cepat dan fisik yang kuat. Bahkan pemain terbaik pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan sering kali harus mengejar dengan latihan tambahan. Banyak pemain top yang begitu bermain di Liga Inggris gagal beradaptasi sampai-sampai kariernya meredup.

Tanpa banyak basa-basi, berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Liga Inggris, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (2/2/2022).

Kiper: Victor Valdes

Victor Valdes gabung Manchester United pada tahun 2015 dari Barcelona dengan status bebas transfer. Valdes menjadi bintang di Barcelona selama 12 tahun.

Valdes bukan hanya seorang penepis tembakan yang hebat tetapi juga distribusinya dari belakang dan sangat nyaman dengan bola di kakinya.

Namun, semua kualitas itu seakan buyar ketika berlaga di Liga Inggris. Dia lebih banyak tampil untuk Setan Merah di Premier League U-21 (3) daripada tim senior (2).

Dia memiliki perbedaan pendapat mengenai filosofi klub dan bulan-bulan terakhir kariernya di MU berakhir dengan pengasingan. Dia bahkan dihilangan dari foto skuad. Dia kemudian bergabung dengan Middlesbrough dan pensiun pada 2017.

Bek kanan: Maicon

Manchester City mengira mereka mendapat durian runtuh saat menandatangani Maicon hanya dengan 3,75 juta euro.

Empat kali juara Serie A dan juara Liga Champions bersama Inter Milan, karier Maicon bersama Manchester City hanya bertahan setahun. Dia menghabiskan banyak waktu di meja perawatan. Dia hanya tampil dalam sembilan pertandingan Premier League.

Pemain Brasil itu tidak bisa menggantikan Pablo Zabaleta dan gabung AS Roma.

Bek Tengah: Jerome Boateng

Manchester City mendapatkan Jerome Boateng hanya dengan 12,5 juta euro. Tapi, pemain asal Jerman itu mengalami kesulitan dengan cedera dan hampir tidak bermain sebagai bek tengah di Inggris.

Roberto Mancini sering menggunakannya sebagai fullback, memainkannya di kiri atau kanan. Setelah menghabiskan musim 2010-11 di bermain di luar posisi alaminya, ia memutuskan untuk pulang ke Jerman.

Gabung Bayern Munich selama satu dekade, Boateng memenangkan sembilan gelar Bundesliga, dua gelar Liga Champions, dan dua trofi Piala Dunia Antarklub.

Bek Tengah: Gerard Pique

Gerard Pique mungkin tak akan mendapat status bek tengah hebat jika dia terus bermain di Inggris. Itu bisa dibilang salah satu keputusan buruk yang dibuat oleh Manchester United karena pemain Spanyol itu kemudian menjadi legenda di Barcelona.

Di MU, dia hanya membuat 12 penampilan di Liga Inggris. Mungkin sulit untuk mengatakan bahwa Pique buruk di papan atas Inggris, dia masih dalam fase berkembang.

Terjun Bebas di Liga Inggris: Gagal Adaptasi, Sampai Gara-gara Beda Posisi

Selama beberapa dekade terakhir, Liga Premier League (Liga Inggris) menjadi destinasi impian pemain-pemain.

Tapi, Liga Inggris merupakan ladang berat. Kompetisi ini punya standar tinggi, tempo yang cepat dan fisik yang kuat. Bahkan pemain terbaik pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan sering kali harus mengejar dengan latihan tambahan.

Banyak pemain top yang begitu bermain di Liga Inggris gagal beradaptasi sampai-sampai kariernya meredup.

Tanpa banyak basa-basi, berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Liga Inggris, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (2/2/2022).

Kiper: Victor Valdes

Victor Valdes gabung Manchester United pada tahun 2015 dari Barcelona dengan status bebas transfer. Valdes menjadi bintang di Barcelona selama 12 tahun.

Valdes bukan hanya seorang penepis tembakan yang hebat tetapi juga distribusinya dari belakang dan sangat nyaman dengan bola di kakinya.

Namun, semua kualitas itu seakan buyar ketika berlaga di Liga Inggris. Dia lebih banyak tampil untuk Setan Merah di Premier League U-21 (3) daripada tim senior (2).

Dia memiliki perbedaan pendapat mengenai filosofi klub dan bulan-bulan terakhir kariernya di MU berakhir dengan pengasingan. Dia bahkan dihilangan dari foto skuad. Dia kemudian bergabung dengan Middlesbrough dan pensiun pada 2017.

Bek kanan: Maicon

Manchester City mengira mereka mendapat durian runtuh saat menandatangani Maicon hanya dengan 3,75 juta euro.

Empat kali juara Serie A dan juara Liga Champions bersama Inter Milan, karier Maicon bersama Manchester City hanya bertahan setahun. Dia menghabiskan banyak waktu di meja perawatan. Dia hanya tampil dalam sembilan pertandingan Premier League.

Pemain Brasil itu tidak bisa menggantikan Pablo Zabaleta dan gabung AS Roma.

Bek Tengah: Jerome Boateng

Manchester City mendapatkan Jerome Boateng hanya dengan 12,5 juta euro. Tapi, pemain asal Jerman itu mengalami kesulitan dengan cedera dan hampir tidak bermain sebagai bek tengah di Inggris.

Roberto Mancini sering menggunakannya sebagai fullback, memainkannya di kiri atau kanan. Setelah menghabiskan musim 2010-11 di bermain di luar posisi alaminya, ia memutuskan untuk pulang ke Jerman.

Gabung Bayern Munich selama satu dekade, Boateng memenangkan sembilan gelar Bundesliga, dua gelar Liga Champions, dan dua trofi Piala Dunia Antarklub.

Bek Tengah: Gerard Pique

Gerard Pique mungkin tak akan mendapat status bek tengah hebat jika dia terus bermain di Inggris. Itu bisa dibilang salah satu keputusan buruk yang dibuat oleh Manchester United karena pemain Spanyol itu kemudian menjadi legenda di Barcelona.

Di MU, dia hanya membuat 12 penampilan di Liga Inggris. Mungkin sulit untuk mengatakan bahwa Pique buruk di papan atas Inggris, dia masih dalam fase berkembang.

Bek kiri: Giovanni van Bronckhorst

Pemain terbaik pun tidak bisa berbuat banyak ketika dimainkan di luar posisi alaminya. Seperti yang terjadi pada Giovanni van Bronckhorst di Arsenal. Klun tidak memanfaatkannya sebagai bek kiri dan ingin dia berkembang di lini tengah.

Selama dua musim penuhnya ia membuat 65 penampilan untuk Arsenal, masing-masing 21 dalam dua musim kompetisi papan atas Inggris sebelum ke Barcelona. Dia memang memenangkan Piala FA dan Premier League tetapi sebagai individu penampilannya tidak terlalu menonjol.

Di Spanyol dan Timnas Belanda dia benar-benar sukses sebagai bek kiri. Golnya ke gawang Uruguay di Piala Dunia 2010 akan selalu dikenang sebagai salah satu gol terbaik Piala Dunia.

Gelandang Tengah: Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger ditawarkan ke MU dengan 9 juta euro saja. Dia menandatangani kontrak hanya satu tahun setelah mengangkat trofi Piala Dunia bersama Jerman.

Dia tinggal selama satu setengah musim dan membuat 35 penampilan sebelum meninggalkan Old Trafford.

Jose Mourinho sempat mengucilkannya dari skuad Setan Merah dan tidak terlalu tertarik dengan jasa Schweinsteiger. Masalah itu kemudian mereda dan Mou meminta maaf kepada pelatih asal Jerman itu.

Gelandang Serang: Deco

Deco adalah pemain yang benar-benar istimewa. Chelsea mengontraknya seharga 10 juta euro pada 2008 dan itu tampak seperti tawaran yang bagus.

Sayangnya, kecemerlangan Deco seperti raib begitu saja pada musim pertama. Dia gagal memenuhi harapan dan di bawah Carlo Ancelotti. Musim keduanya di Premier League benar-benar menghilangkan harapan untuk melihatnya kembali ke standar tinggi di level elite Eropa.

Penyerang Sayap Kanan: Angel di Maria

Salah satu momen paling menyedihkan yang dialami seorang pemain di era modern Premier League. Angel di Maria benar-benar membenci dan trauma di Manchester United.

MU merekrut Di Maria 75 juta euro. 11 assist dan tiga golnya dalam 27 penampilan Premier League tidak terlalu buruk untuk musim pertamanya. 

Pemain Argentina itu bersinar di PSG, menjadi pemberi assist terbanyak dengan 110 assist.

Share:

3 Wajah Baru untuk Memperkuat Timnas Indonesia U-23



Pelatih Shin Tae-yong memanggil 29 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23. Nantinya, hanya pemain terbaik yang bakal dibawa ke Kamboja untuk tampil di Piala AFF U-23 2022.

Pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF U-23 2022 akan digelar di Bali pada 3-8 Februari 2022. Setelah itu, skuad Shin Tae-yong akan bertolak ke Kamboja pada 10 Februari mendatang. Dalam daftar pemain yang dipanggil dihuni mayoritas nama yang sudah tak asing lagi. Mereka merupakan pemain turunan dari skuad senior di Piala AFF maupun ada yang mendapatkan promosi dari skuad U-19.

Namun, ada pula pemain yang masih asing dan menjadi wajah baru di Timnas Indonesia U-23. Pelatih Shin Tae-yong sepertinya ingin memberikan kesempatan pada pemain-pemain wajah baru ini.

Apalagi Timnas Indonesia emikul beban yang cukup berat pada Piala AFF U-23 2022. Sebagai juara bertahan, Timnas Merah Putih diharapkan bisa mempertahankan gelar pada ajang nanti.

Bola.com mencatat ada tiga wajah baru di Timnas Indonesia U-23 yang dipanggil Shin Tae-yong. Mereka punya tugas yang tak mudah karena harus mampu bersaing dengan pemain lama untuk bisa mendapatkan tempat di skuad Garuda Muda. Siapa saja? 

Cahya Supriadi

Pemanggilan Cahya Supriadi ke Timnas Indonesia U-23 menjadi sebuah kejutan. Cahya Supriadi merupakan anggota skuad Persija Jakarta di BRI Liga 1 2021/2022.

Namun, Cahya Supriadi belum pernah tampil untuk Persija musim ini di Liga 1. Cahya Supriadi merupakan kiper kelima Persija setelah Andritany Ardhiyasa, Adixi Lenzivio, Risky Sudirman, dan Yoeswanto Setya Beny.

Shin Tae-yong tentu punya alasan khusus di balik pemanggilan Cahya Supriadi. Menarik untuk menyaksikan aksi eks kiper Persija Jakarta U-18 itu.

Muhammad Ferrari

Pemanggilan ke Timnas Indonesia juga menjadi yang pertama buat Muhammad Ferrari. Sejauh ini, pemain 18 tahun itu bermain di Timnas Indonesia U-16.

Pelatih Shin Tae-yong sepertinta tertarik melihat penampilan Muhammad Ferrari. Musim ini, Muhammad Ferrari sudah enam kali membela Persija Jakarta di BRI Liga 1 2021/2022.

Muhammad Ferrari bermain sebagai bek. Menarik untuk menyaksikan kiprah pemain Muhammad Ferrari di bawah asuhan Shin Tae-yong.

Kakang Rudianto

Kakang Rudianto merupakan pemain jebolan Garuda Select. Kakang Rudianto kemudian direkrut Persib Bandung pada 2020.

Kakang Rudianto sempat menjalani masa pinjaman di Bandung United. Namun, akhirnya pemain 19 tahun itu dipanggil pulang ke Persib Bandung.

Kakang Rudianto baru bermain sekali di Liga 1 dan sukses mencetak satu gol. Kehadiran Kakang Rudianto bisa menjadi tambahan amunisi di posisi bek tengah.



Daftar Skuad Timnas Indonesia U-23

Kiper: Muhammad Adi Satryo (Persik Kediri), Cahya Supriadi (Persija Jakarta), Muhammad Riyandi (Barito Putera)

Bek: Komang Teguh (Borneo FC), Alfeandra Dewangga (PSIS Semarang), Bayu Fiqri (Persib Bandung), Rizky Ridho (Persebaya Surabaya), Achmad Figo (Arema FC), Pratama Arhan (PSIS Semarang), Komang Tri (Bali United), Muhammad Ferrari (Persija Jakarta), Kakang Rudianto (Persib Bandung), Irsan Lestaluhu (Persipura Jayapura), Bagas Kaffa (Barito Putera)

Gelandang: Rachmat Irianto (Persebaya Surabaya), Subhan Fajri (Persiraja Banda Aceh), Syahrian Abimanyu (Persija Jakarta), Marselino Ferdinan (Persebaya Surabaya), Ramai Rumakiek (Persipura Jayapura), Eka Febri (PSIS Semarang), Genta Alparedo (Arema FC), Muhammad Iqbal (Persita Tangerang), Gunansar Mandowen (Persipura Jayapura), Beckham Putra (Persib Bandung), Muhammad Kanu (PSS Sleman)

Depan: Irfan Jauhari (Persija Jakarta), Ronaldo Kwateh (Madura United), Hanis Saghara (Persikabo 1973), Taufik Hidayat (Persija Jakarta)

Share:

Selasa, 01 Februari 2022

2-8-22

 


1. Buat Analisa jenis usaha yang sedang dan akan diminati oleh banyak konsumen, jelaskan berikut Alasan

Share: