Selama beberapa dekade terakhir, Liga Premier League (Liga Inggris) menjadi destinasi impian pemain-pemain.
Tapi, Liga Inggris merupakan ladang berat. Kompetisi ini punya standar tinggi, tempo yang cepat dan fisik yang kuat. Bahkan pemain terbaik pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan sering kali harus mengejar dengan latihan tambahan. Banyak pemain top yang begitu bermain di Liga Inggris gagal beradaptasi sampai-sampai kariernya meredup.
Tanpa banyak basa-basi, berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Liga Inggris, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (2/2/2022).
Kiper: Victor Valdes
Victor Valdes gabung Manchester United pada tahun 2015 dari Barcelona dengan status bebas transfer. Valdes menjadi bintang di Barcelona selama 12 tahun.
Valdes bukan hanya seorang penepis tembakan yang hebat tetapi juga distribusinya dari belakang dan sangat nyaman dengan bola di kakinya.
Namun, semua kualitas itu seakan buyar ketika berlaga di Liga Inggris. Dia lebih banyak tampil untuk Setan Merah di Premier League U-21 (3) daripada tim senior (2).
Dia memiliki perbedaan pendapat mengenai filosofi klub dan bulan-bulan terakhir kariernya di MU berakhir dengan pengasingan. Dia bahkan dihilangan dari foto skuad. Dia kemudian bergabung dengan Middlesbrough dan pensiun pada 2017.
Bek kanan: Maicon
Manchester City mengira mereka mendapat durian runtuh saat menandatangani Maicon hanya dengan 3,75 juta euro.
Empat kali juara Serie A dan juara Liga Champions bersama Inter Milan, karier Maicon bersama Manchester City hanya bertahan setahun. Dia menghabiskan banyak waktu di meja perawatan. Dia hanya tampil dalam sembilan pertandingan Premier League.
Pemain Brasil itu tidak bisa menggantikan Pablo Zabaleta dan gabung AS Roma.
Bek Tengah: Jerome Boateng
Manchester City mendapatkan Jerome Boateng hanya dengan 12,5 juta euro. Tapi, pemain asal Jerman itu mengalami kesulitan dengan cedera dan hampir tidak bermain sebagai bek tengah di Inggris.
Roberto Mancini sering menggunakannya sebagai fullback, memainkannya di kiri atau kanan. Setelah menghabiskan musim 2010-11 di bermain di luar posisi alaminya, ia memutuskan untuk pulang ke Jerman.
Gabung Bayern Munich selama satu dekade, Boateng memenangkan sembilan gelar Bundesliga, dua gelar Liga Champions, dan dua trofi Piala Dunia Antarklub.
Bek Tengah: Gerard Pique
Gerard Pique mungkin tak akan mendapat status bek tengah hebat jika dia terus bermain di Inggris. Itu bisa dibilang salah satu keputusan buruk yang dibuat oleh Manchester United karena pemain Spanyol itu kemudian menjadi legenda di Barcelona.
Di MU, dia hanya membuat 12 penampilan di Liga Inggris. Mungkin sulit untuk mengatakan bahwa Pique buruk di papan atas Inggris, dia masih dalam fase berkembang.
Terjun Bebas di Liga Inggris: Gagal Adaptasi, Sampai Gara-gara Beda Posisi
Selama beberapa dekade terakhir, Liga Premier League (Liga Inggris) menjadi destinasi impian pemain-pemain.
Tapi, Liga Inggris merupakan ladang berat. Kompetisi ini punya standar tinggi, tempo yang cepat dan fisik yang kuat. Bahkan pemain terbaik pun membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan sering kali harus mengejar dengan latihan tambahan.
Banyak pemain top yang begitu bermain di Liga Inggris gagal beradaptasi sampai-sampai kariernya meredup.
Tanpa banyak basa-basi, berikut adalah pemain bintang yang gagal mencapai standar yang diharapkan di Liga Inggris, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (2/2/2022).
Kiper: Victor Valdes
Victor Valdes gabung Manchester United pada tahun 2015 dari Barcelona dengan status bebas transfer. Valdes menjadi bintang di Barcelona selama 12 tahun.
Valdes bukan hanya seorang penepis tembakan yang hebat tetapi juga distribusinya dari belakang dan sangat nyaman dengan bola di kakinya.
Namun, semua kualitas itu seakan buyar ketika berlaga di Liga Inggris. Dia lebih banyak tampil untuk Setan Merah di Premier League U-21 (3) daripada tim senior (2).
Dia memiliki perbedaan pendapat mengenai filosofi klub dan bulan-bulan terakhir kariernya di MU berakhir dengan pengasingan. Dia bahkan dihilangan dari foto skuad. Dia kemudian bergabung dengan Middlesbrough dan pensiun pada 2017.
Bek kanan: Maicon
Manchester City mengira mereka mendapat durian runtuh saat menandatangani Maicon hanya dengan 3,75 juta euro.
Empat kali juara Serie A dan juara Liga Champions bersama Inter Milan, karier Maicon bersama Manchester City hanya bertahan setahun. Dia menghabiskan banyak waktu di meja perawatan. Dia hanya tampil dalam sembilan pertandingan Premier League.
Pemain Brasil itu tidak bisa menggantikan Pablo Zabaleta dan gabung AS Roma.
Bek Tengah: Jerome Boateng
Manchester City mendapatkan Jerome Boateng hanya dengan 12,5 juta euro. Tapi, pemain asal Jerman itu mengalami kesulitan dengan cedera dan hampir tidak bermain sebagai bek tengah di Inggris.
Roberto Mancini sering menggunakannya sebagai fullback, memainkannya di kiri atau kanan. Setelah menghabiskan musim 2010-11 di bermain di luar posisi alaminya, ia memutuskan untuk pulang ke Jerman.
Gabung Bayern Munich selama satu dekade, Boateng memenangkan sembilan gelar Bundesliga, dua gelar Liga Champions, dan dua trofi Piala Dunia Antarklub.
Bek Tengah: Gerard Pique
Gerard Pique mungkin tak akan mendapat status bek tengah hebat jika dia terus bermain di Inggris. Itu bisa dibilang salah satu keputusan buruk yang dibuat oleh Manchester United karena pemain Spanyol itu kemudian menjadi legenda di Barcelona.
Di MU, dia hanya membuat 12 penampilan di Liga Inggris. Mungkin sulit untuk mengatakan bahwa Pique buruk di papan atas Inggris, dia masih dalam fase berkembang.
Bek kiri: Giovanni van Bronckhorst
Pemain terbaik pun tidak bisa berbuat banyak ketika dimainkan di luar posisi alaminya. Seperti yang terjadi pada Giovanni van Bronckhorst di Arsenal. Klun tidak memanfaatkannya sebagai bek kiri dan ingin dia berkembang di lini tengah.
Selama dua musim penuhnya ia membuat 65 penampilan untuk Arsenal, masing-masing 21 dalam dua musim kompetisi papan atas Inggris sebelum ke Barcelona. Dia memang memenangkan Piala FA dan Premier League tetapi sebagai individu penampilannya tidak terlalu menonjol.
Di Spanyol dan Timnas Belanda dia benar-benar sukses sebagai bek kiri. Golnya ke gawang Uruguay di Piala Dunia 2010 akan selalu dikenang sebagai salah satu gol terbaik Piala Dunia.
Gelandang Tengah: Bastian Schweinsteiger
Bastian Schweinsteiger ditawarkan ke MU dengan 9 juta euro saja. Dia menandatangani kontrak hanya satu tahun setelah mengangkat trofi Piala Dunia bersama Jerman.
Dia tinggal selama satu setengah musim dan membuat 35 penampilan sebelum meninggalkan Old Trafford.
Jose Mourinho sempat mengucilkannya dari skuad Setan Merah dan tidak terlalu tertarik dengan jasa Schweinsteiger. Masalah itu kemudian mereda dan Mou meminta maaf kepada pelatih asal Jerman itu.
Gelandang Serang: Deco
Deco adalah pemain yang benar-benar istimewa. Chelsea mengontraknya seharga 10 juta euro pada 2008 dan itu tampak seperti tawaran yang bagus.
Sayangnya, kecemerlangan Deco seperti raib begitu saja pada musim pertama. Dia gagal memenuhi harapan dan di bawah Carlo Ancelotti. Musim keduanya di Premier League benar-benar menghilangkan harapan untuk melihatnya kembali ke standar tinggi di level elite Eropa.
Penyerang Sayap Kanan: Angel di Maria
Salah satu momen paling menyedihkan yang dialami seorang pemain di era modern Premier League. Angel di Maria benar-benar membenci dan trauma di Manchester United.
MU merekrut Di Maria 75 juta euro. 11 assist dan tiga golnya dalam 27 penampilan Premier League tidak terlalu buruk untuk musim pertamanya.
Pemain Argentina itu bersinar di PSG, menjadi pemberi assist terbanyak dengan 110 assist.