for learn successfull and Healthy Live

Persib selangkah menuju Juara

Kemenangan penting dipetik Persib Bandung atas Madura United di leg I final Championship Series Liga 1 2023-2024, pada Minggu (26/5/2024) malam WIB.

Anime

Dragonball Ultra instinct Goku vs Jiren

Juknis Dana BOS 2024 PDF dan Cek Pencairannya

Cara cek penyaluran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tahap 1 tahun 2024 bisa dilakukan via laman Kemdikbud. Sedangkan juknis dana BOS tercantum dalam Permendikbud Nomor 63 tahun 2023.

8 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan dan Cara Konsumsinya

Manfaat Biji Pepaya Ada beberapa manfaat dari mengkonsumsi biji pepaya untuk kesehatan tubuh, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Menurunkan Risiko Penyakit Kanker

Resep Kue Tradisional

Langkah pembuatan kue cucur: 1. Masak air dengan gula pasir dan gula merah sambil diaduk rata, lalu dinginkan. 2. Campur tepung terigu, tepung beras, dan bubuk kayu manis.

Selasa, 21 Maret 2023

Penjualan Klub dari Keluarga Glazer, Kabar Baik Bagi MU



Kabar baik bagi para penggemar Manchester United yang begitu menginginkan kehadiran pemilik baru. Keluarga Glazer dilaporkan tidak lama lagi akan benar-benar melepas seluruh kepemilikan di MU.

Keluarga Glazer sebenarnya sudah mengumumkan akan menjual MU sejak November 2023. Namun proses pergantian kepemilikan klub berlangsung cukup panjang dan berliku.

Bahkan sempat ada isu keluarga Glazer terpecah. Ada yang masih keberatan melepas MU sepenuhnya. Mereka yang masih ingin memiliki saham di MU adalah Joel dan Avram Glazer.


Akibatnya proses penjualan klub diperkirakan bisa memakan waktu lebih lama atau bahkan batal. Namun menurut laporan terbaru Daily Mail pada Senin (20/3/2023), keluarga Glazer kini sudah kompak dan satu suara. Mereka ingin menjual MU dan sepenuhnya cabut pada musim panas 2023.

Keluarga Glazer kini sepenuhnya ingin melepas MU setelah dua minggu kunjungan dari para calon investor baru klub. Tapi keluarga Glazer cuma akan melepas kepemilikan di MU jika ada tawaran yang sesuai.

Keseriusan keluarga Glazer dalam melepas MU terlihat dari langkah mereka mengubah Jimmy Murphy Centre yang biasanya dipakai untuk tempat jumpa pers dan ruang kerja awak media menjadi ruang pertemuan untuk kunjungan calon investor di kompleks pelatihan Carrington.


Harapan Manajer MU

Proses pergantian pemilik yang cepat sangat diharapkan fans MU dan juga manajer Erik ten Hag. Setan Merah perlu kestabilan dan dana besar untuk berburu pemain di bursa transfer musim panas 2023.

Ten Hag ingin membeli striker mahal untuk menggantikan Cristiano Ronaldo. The Red Devils juga dilaporkan ingin menambah satu gelandang dan satu pemain bertahan.

Share:

GURU GURU GOKIL


Sinopsis

Guru-Guru Gokil bercerita tentang Taat (Gading Marten) yang berambisi untuk sukses, tapi lebih sering menemui kegagalan dalam karier. Baginya, kesuksesan berarti memiliki uang banyak.

Hingga suatu saat, keadaan mengharuskan Taat untuk bekerja menjadi guru di sebuah sekolah. Di saat bersamaan, terjadi insiden yang menimpa para guru. Kejadian tersebut mengubah pandangan Taat terhadap uang, kesuksesan, dan dedikasi para guru.


Pemeran

  • Gading Marten sebagai Taat Pribadi
  • Boris Bokir sebagai Nelson Manulang
  • Kevin Ardilova sebagai Ipang
  • Ibnu Jamil sebagai Gagah Perkasa
  • Shakira Jasmine sebagai Saulina
  • Faradina Mufti sebagai Rahayu Paramitha
  • Nikandro Mailangkay sebagai Bimbim
  • Dian Sastrowardoyo sebagai Nirmala
  • Arswendy Bening Swara sebagai Purnama
  • Asri Welas sebagai Indah
  • Kiki Narendra sebagai Pak Le
  • Jean Marais sebagai Jusuf
  • Sri Hartini sebagai Cepi
  • Aimee Saras sebagai Niken
  • Tony Merle sebagai Hanif
  • Rizky Mocil sebagai Ramli
  • Dewi Pakis sebagai Manggar
  • Budiman sebagai Eko
  • Ajeng Sharfina sebagai Hasri
  • Yoga Mohamad sebagai polisi investigasi
  • Ayeez Kassar sebagai polisi senior
  • Ricky Saldian sebagai penjahat 1
  • Ajat Sudradjat sebagai penjahat 2
  • Yeri Mulyono sebagai penjahat 3
  • Lukman Hermawan sebagai penjahat 4
  • Frans Sumagan Hasibuan sebagai penjahat 5
  • Ahmad Ramadhan sebagai pekerja ketok magic
  • Bowie Budianto sebagai komandan polisi palsu
  • Diky Zulkarnaen sebagai siswa bandel
  • Aina Nisa F.P.S. sebagai siswa bandel
  • Alfatih Darmawan sebagai siswa bandel
  • Iyus Gumelar sebagai pak haji
  • Mak Gondut sebagai nenek penasaran
  • Fikri Hadil sebagai penumpang bis
  • Kery Astina sebagai vlog influencer
  • Ibrahim sebagai Taat Pribadi muda
  • Abbe Rahman sebagai teman Taat di kota
  • Putricia Adelianti sebagai guru baru
  • Hiroto Rauzan Fikri sebagai guru baru
  • Bagus Satrio sebagai korban Pak Le
  • Dwiky Al Asyam sebagai tukang jahit
  • Mohammad Fachri Al Bukhori sebagai Taat Pribadi kecil

Produksi

Pada 12 September 2019, Dian Sastrowardoyo turut menjadikan Guru-guru Gokil sebagai debut produser, selain juga membintangi film ini.

Pengambilan gambar utama direncanakan dilakukan selama 27 hari pada akhir September 2019 di Bogor, Jawa Barat. Namun, pengambilan gambar ditunda hingga 16 Oktober 2019 dan juga dilakukan di Jakarta selain Leuwiliang dan Parung di Bogor.

Penayangan

Film ini tayang secara eksklusif di Netflix mulai 17 Agustus 2020.

Penayangan di televisi

Pada 6 Agustus 2022, film ini ditayangkan pertama kali di Trans TV pukul 19:30 WIB.



Share:

Senin, 20 Maret 2023

I FINE THANK YOU

Drama komedi romantis Thailand, pasti bikin kalian tertawa dengan kelucuan tingkah para artis ini, dilengkapi dengan Subtitle Indonesia. Cocok untuk santai bersama keluarga agar suasana lebih Harmonis

selamat Menyaksikan


Siapa yang menyangka melihat Gym, yang meski tampan, tapi level bahasa Inggrisnya lemah banget! Ia berusaha untuk merebut kembali hati pacarnya dengan bantuan Pleng, tutor cantik yang harus menghadapi kebodohan Gym yang nggak ada ampun. 

Film I Fine Thank You Love You mengikuti kisah Pleng (Ice Preechaya), wanita yang bekerja sebagai guru di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris. Suatu ketika, Pleng dimintai tolong oleh mantan muridnya yang berasal dari Jepang, Kaya (Sora Aoi). Pleng diminta untuk memutuskan hubungan asmara antara Kaya dengan pacarnya, Gym (Sunny Suwanmethanon), yang merupakan pria asli Thailand.

Share:

DENY CAKNAN KLEBUS-AMBYAR FULL ALBUM






Share:

IMAN KEPADA ALLAH SWT. | RAMADHAN KAREEM

 



IMAN KEPADA ALLAH

 

Kita mengimani rububiyah Allah, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur sega- la yang ada di alam semesta ini.

Kita mengimani uluhiyah Allah, artinya Allah adalah Ilaah (Sembahan) Yang Haq, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil.

Kita mengimani asma’ dan sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki nama-nama yang maha indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.

Dan kita mengimani keesaan Allah dalam hal itu semua, artinya bahwa Allah tiada sesuatu pun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah maupun dalam asma’ dan sifat-Nya.

Firman Allah :

“(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sem- bahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”(Surah Maryam: 65)

Kita mengimani bahwa:

“Allah, tiada sembahan (yang haq) selain Dia, yang Maha Hidup lagi Maha Menegakkan (segala urusan makhluk-Nya), tidak pernah mengantuk dan tidak pernah pula tidur. Hanya milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak dapat mengetahui sesuatu pun ilmu dari-Nya kecuali dengan kehendak- Nya. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidaklah merasa berat memelihara kedua-nya, dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Surah Al-Baqarah: 255)


“Dialah Allah, yang tiada sembahan (yang haq) selain Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah, yang tiada sembahan (yang haq) selain Dia. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniai Keamanan, Yang Maha Meme- lihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah  dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Maha In- dah. Bertasbih kepada-Nya semua yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah Al-Hasyr: 22-24)


“Hanya milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia membe- rikan anak perempuan kepada siapa yang dikehen- daki-Nya  dan  memberi  anak  laki-laki  kepada siapa yang dikehendaki-Nya, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Surah Asy-Syura: 49-50)


Kita mengimani bahwa Allah:

“…Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hanya milik-Nya perbendaharaan langit dan bumi, Dia me- lapangkan rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Surah Asy-Syura: 11- 12)

 

“Tiada sesuatu pun yang melata di bumi ini mela- inkan hanya Allah yang menjamin rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyim- panannya. Semua itu tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Surah Hud: 6)


 “Hanya pada-Nya kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahui-Nya kecuali Dia sendiri; dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur mela- inkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tiada sesuatu pun yang basah atau yang kering kecuali ter- tulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Su- rah Al-An’Am: 59)


“Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan ten- tang (kapan datangnya) Kiamat dan (waktu) Dia menurunkan hujan, dan Dia mengetahui apa yang dikandung dalam rahim. Tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi manakah dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Surah Luqman: 34)

 

Kita mengimani bahwa Allah berfirman apa yang dikehendaki-Nya, kapan saja Dia menghendaki dan dengan cara yang Dia kehendaki:

 “…Dan Allah telah berfirman langsung kepada Nabi Musa dengan sebenar-benarnya.” (Surah An-Nisa’: 164)

 

“Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami dekatkan ia untuk bermunajat (ketika Kami berfirman langsung kepadanya).” (Surah Maryam: 52)

 

Dan kita mengimani bahwa:

 “…Seandainya seluruh laut dijadikan tinta untuk (menulis) firman Tuhanku, niscaya habislah laut itu sebelum habis firman Tuhanku…” (Surah Al-Kahf: 109)


“Seandainya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada- nya tujuh laut lagi sesudah (kering)nya  (untuk  menulis firman Allah), niscaya tidak akan habis fir- man Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah Luqman: 27)

 

Kita mengimani bahwa firman Allah adalah yang paling benar berita-Nya, paling adil keputusan-Nya, dan paling baik penuturan-Nya. Firman Allah :

“Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (Surah An-Nisa’: 87)

 

Kita   mengimani   bahwa   Al-Qur’an   Al-Karim adalah kalamullah (firman Allah), difirmankan Allah dengan haq kepada Jibril, lalu dibawa turun Jibril dan disampaikan ke dalam hati Nabi Muhammad . Firman Allah :

“Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar diturun- kan oleh Rabb semesta alam, dibawa turun oleh Ar- Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang- orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (Surah Asy-Syu’ara: 192-195)

 

Kita mengimani bahwa Allah Maha Tinggi di atas seluruh makhluk-Nya, baik dzat maupun sifat-sifat-Nya, karena Allah telah berfirman:

“…Dan Dia-lah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.” (Surah Al-Baqarah: 255)

 

“Dia-lah Yang Maha Berkuasa, di atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Bijak- sana lagi Maha Mengetahui.” (Surah Al-An’am: 18)

 

Dan kita mengimani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy, seperti disebutkan dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang telah men- ciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemu- dian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, mengatur segala urusan…” (Surah Yunus: 3)

 

Istiwa’ Allah di atas ‘Arsy, ialah bersemayamnya Dia di atas ‘Arsy sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, tiada yang dapat mengetahui hakekat Istiwa’ Allah tersebut kecuali Dia sendiri.

Kita mengimani bahwa Allah meskipun di atas ‘Arsy-Nya, Dia senantiasa bersama makhluk-Nya: mengetahui segala ihwal mereka, mendengar segala perkataan mereka, melihat segala perbuatan mereka, mengatur segala urusan mereka, memberikan rizki kepada siapa yang memerlukan, mencukupi yang kekurangan, memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, memuliakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Hanya di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.1) Kalau Allah itu demikian halnya, maka benar-benar Dia bersama makhluk- Nya sekalipun Dia berada di atas mereka, di atas ‘Arsy dengan sesungguhnya

“Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy-Syura: 11)

Kita tidak sependapat dengan Hululiyah2), seperti : Jahmiyah3) dan lainnya, yang berpendapat bahwa Allah berada di bumi ini bersama makhluk-Nya. Dan kita berpandangan bahwa orang yang berpendapat demikian  adalah kafir atau sesat, karena dia telah memberikan kepada Allah sifat yang tidak layak dengan keagungan-Nya.

Kita pun mengimani berita tentang Allah yang telah disampaikan oleh Rasulullah bahwa: “Allah –Tabaraka wa Ta’ala- pada setiap malam turun ke langit terendah  ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir, seraya berfir- man:

“Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan do’anya, barangsiapa yang memohon kepada-Ku akan Aku beri permohonannya, dan ba- rangsiapa yang meminta ampunan maka akan Aku ampuni dosanya.”4)

Kita mengimani bahwa Allah, akan datang pada hari Kiamat untuk memberikan keputusan kepada para hamba- Nya, sebagaimana firman Allah :

“Janganlah demikian! Apabila bumi digoncangkan berturut-turut dan datanglah Tuhanmu sedang para malaikat berbaris-baris. Dan pada hari itu didatang- kan neraka Jahannam, pada hari itu ingatlah manu- sia akan tetapi tidak berguna lagi peringatan itu baginya.” (Surah Al-Fajr: 21-23)

 

Kita mengimani bahwa Allah :

“Maha Berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Surah Al-Buruj: 16)

 

Kita mengimani bahwa iradah (kehendak) Allah itu ada dua macam:

1.     Iradah Kauniyah, artinya segala yang dikehendaki Allah pasti terjadi, tetapi tidak mesti hal itu dicintai-Nya. Inilah yang disebut dengan Masyi’ah. Firman Allah : “…Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka ber- bunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Surah Al-Baqarah: 253)

“…Jika Allah menghendaki untuk menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu di- kembalikan.” (Surah Hud: 34)


2.     Iradah Syar’iyah, yaitu apa yang dikehendaki oleh Allah kepada hamba-Nya, yang sifatnya tidak mesti terjadi, tetapi apa yang dikehendaki-Nya ini adalah sesuatu yang dicintai-Nya. 


Firman Allah:

 “Dan Allah hendak menerima taubatmu…” (Surah An-Nisa’: 27)

Kita mengimani bahwa iradah Allah, yang Kauniyah maupun Syar’iyah, adalah sesuai dengan sifat hikmah (kebi- jaksanaan)-Nya. Segala hal yang ditentukan Allah dalam alam semesta ini atau syari’at yang telah diperintahkan Allah kepada umat manusia untuk beribadat kepadanya, sesungguhnya adalah untuk suatu hikmah dan sesuai dengan sifat hikmah (kebijaksanaan)-Nya, baik hikmah itu  dapat kita ketahui atau akal pikiran kita tidak mampu untuk mengetahuinya. Karena Allah telah berfirman:

“Bukankah Allah itu Hakim yang sebijak-bijaknya?”(Surah At-Tin: 8)


“… Dan tiada yang lebih bijak hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang meyakini.” (Surah Al Ma’idah: 50)

 

Kita mengimani bahwa Allah mencintai para auliya’-Nya dan mereka pun mencintai-Nya, sebagaimana firman Allah :

“Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah  akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu…” (Surah Al-‘Imran: 31)

 

“…maka Allah tentu akan mendatangkan suatu kaum yang dicintai-Nya dan mereka pun mencintai-Nya…” (Surah Al-Mai’dah: 54)

 “…Dan Allah itu mencintai orang-orang yang sabar.” (Surah Al-‘Imran: 146)

 

“…Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah men- cintai orang-orang yang berbuat baik.” (Surah Al- Baqarah: 195)

 

Kita mengimani bahwa Allah meridhai segala amal dan ucapan yang disyari’atkan-Nya dan membenci segala  hal yang dilarang-Nya, firman-Nya:

“Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi para hamba-Nya. Tetapi jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” (Surah Az- Zumar: 7)

 

“…tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mere- ka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: ‘Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (Surah At-Taubah: 46)

 

Kita mengimani bahwa Allah meridhai orang-orang yang beriman dan beramal shalih, firman-Nya:

“Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu, adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Surah Al- Bayyinah: 8)

 

Kita pun mengimani bahwa Allah murka kepada orang- orang kafir dan selain mereka yang berhak mendapatkan kemurkaan-Nya. Firman Allah :

“…(yaitu) Orang-orang yang berprasangka buruk ke- pada Allah, mereka akan mendapat giliran kebinasa- an yang amat buruk dan Allah murka kepada mereka…” (Surah Al-Fath: 6)

“…Akan  tetapi  orang  yang  melapangkan  dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.” (Surah An-Nahl: 106)

 

Kita mengimani bahwa Allah mempunyai wajah yang disifati-Nya dengan keagungan dan kemuliaan, firman Allah:

 “Dan tetap kekal wajah Tuhanmu, yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.” (Surah Ar-Rahman: 27)

 

Kita mengimani bahwa Allah mempunyai dua Tangan yang Agung lagi Mulia, firman-Nya:

“… tetapi kedua Tangan Allah terbuka; Dia menaf- kahkan sebagaimana yang dikehendaki-Nya …” (Surah Al-Ma’idah: 64)

 “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan peng- agungan  yang  semestinya. Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan seluruh langit digulung dengan Tangan kanan-Nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (Surah Az-Zumar: 67)

Kita mengimani bahwa Allah mempunyai dua mata yang sebenarnya, firman-Nya:“Dan buatlah bahtera itu dengan (pengawasan) mata Kami…” (Surah Hud: 37)

Sabda Nabi:

“…Tabir Allah itu adalah Nur. Andaikata dibuka-Nya niscaya sinar kemuliaan Wajah-Nya akan mem-bakar segala makhluk-Nya yang terkena pandangan Mata- Nya…”5)

 

Dan Ahlus Sunah sepakat bahwa Mata Allah adalah dua, berdasarkan sabda Nabi  tentang Dajjal:

“Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, tetapi Tuhanmu tidaklah buta sebelah mata-Nya.”6)

 

Kita mengimani bahwa Allah :

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia mengetahui segala yang melihat. Dan Dia-lah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Surah Al-An’am: 103)

 

Kita mengimani bahwa kaum Mu’minin akan melihat Allah pada hari Kiamat, sebagaimana firman-Nya:

“Wajah-wajah (kaum mu’minin) pada hari itu berseri- seri, kepada Tuhannya mereka melihat.” (Surah Al- Qiyamah: 22-23)

 

Kita mengimani bahwa Allah tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, karena kesempurnaan sifat-sifat-Nya.

“…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Asy-Syura: 11)

 

Kita mengimani bahwa Allah tidak pernah mengantuk

 

dan tidak pernah pula tidur, karena Dia Maha Hidup dan Maha Menegakkan urusan makhluk-Nya; tidak berlaku zhalim, karena Dia Maha Adil; tidak lalai terhadap segala amal perbuatan hamba-Nya, karena Dia Maha Awas dan Maha Mengetahui.

Kita mengimani bahwa tidak ada sesuatu di langit atau di bumi yang sulit bagi Allah, karena Dia Maha Tahu dan Maha Kuasa. Firman-Nya:

“Sesungguhnya perintah Allah apabila menghendaki sesuatu hanyalah dengan berfirman kepadanya: ”Ja- dilah!” maka terjadilah ia.” (Surah Yasin: 82)

 

Dan bahwa Allah tidak pernah letih atau penat, karena Dia Maha Kuat. Firman-Nya:

 “Dan sungguh telah kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpakan kele- tihan.” (Surah Qaaf: 38)

 

Kita mengimani kebenaran seluruh asma’ dan sifat bagi Allah,  yang  telah  ditetapkan  langsung  oleh  Allah dan ditetapkan oleh Rasulullah. Tetapi kita menjauhkan diri dari dua larangan besar, yaitu: tamtsil ialah mengatakan dalam hati atau lisan bahwa sifat Allah itu seperti sifat makhluk; dan takyif ialah mengatakan dalam hati atau de- ngan lisan bahwa hakekat sifat Allah adalah demikian.

 

Dan kita mengimani kesucian Allah dari segala sifat yang telah dinafikan (ditolak) langsung oleh Allah dan dinafikan (ditolak) oleh Rasulullah, dengan mengimani bahwa penafian (penolakan) tersebut mengandung penetapan kesempurnaan sifat yang sebaliknya.7)

 

Adapun sifat yang tidak difirmankan oleh Allah dan tidak disabdakan oleh Rasul-Nya, tidak ditetapkan dan tidak pula dinafikan, maka dalam hal ini kita bersikap diam. Kita berpandangan bahwa menempuh jalan (cara) ini adalah wajib, tidak boleh ditawar lagi. Hal ini demikian, karena apa yang telah ditetapkan dan dinafikan oleh Allah terhadap diri-Nya adalah berita yang disampaikan Allah mengenai diri-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Tahu akan diri- Nya sendiri, lebih benar firman-Nya dan lebih baik penuturan-Nya. Sedang makhluk tidak akan dapat menge- tahui hakekat Allah dengan sebenar-benarnya. Begitu pula apa yang telah ditetapkan atau dinafikan oleh Rasulullah terhadap Allah adalah berita yang disampaikan Rasulullah tentang Allahsedangkan beliaulah manusia yang paling mengetahui Allah, hamba yang paling jujur, paling benar dan paling jelas keterangannya.

 

Sifat yang dinafikan oleh Allah dan Rasul-Nya adalah sifat yang tak sempurna  dan tak layak bagi Allah, sebagaimana telah disebutkan di atas, seperti: zhalim, lalai, letih dan sebagainya. Dan penafian terhadap sifat-sifat ini mengandung penetapan kesempurnaan sifat yang sebaliknya. Contohnya: sifat zhalim, telah dinafikan oleh Allah dalan Al-Qur’an, ini menunjukkan bahwa Allah adalah Maha Adil.

 

Hanya dalam firman Allah dan sabda Rasulullah terdapat ilmu yang sempurna, kebenaran yang hakiki dan keterangan yang jelas. Karena itu, tidak ada alasan untuk menolaknya atau ragu-ragu di dalam menerimanya.

Nash-Nash Al-Qur’an dan Sunnah Wajib Ditetapkan dan Dipahami Menurut Zhahir dan Hakekatnya Yang Sesuai Dengan Kemuliaan dan Keagungan Allah.

 

Semua hal yang telah disebutkan tadi tentang sifat-sifat Allah, secara terinci atau global, baik itu berupa itsbat (penetapan) ataupun nafy (penolakan), dalam masalah terse- but kita benar-benar berlandaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah dan berpijak pada manhaj yang telah dianut para salaf dan imam pembawa kebenaran yang datang sesudah mereka. Kita berpandangan bahwa nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah wajib ditetapkan dan dipahami menurut zhahir dan hakekatnya yang sesuai dengan kemuliaan dan keagungan Allah.

 

Tetapi kita menjauhkan diri dari cara-cara:

-        Ahli tahrif, yaitu orang-orang yang menyelewengkan nash-nash dari makna sebenarnya yang dimaksud oleh Allah dan Rasul-Nya kepada makna yang lain.

-        Ahli ta’thil, yaitu orang-orang yang mengingkari makna sebenarnya yang dimaksudkan oleh Allah dan Rasul-Nya, yang terkandung dalam nash-nash tersebut.

-        Ahli ghuluw, yaitu orang-orang yang bertindak melam- paui batas dengan memahami nash-nash tersebut secara tamstil (menyerupakan Allah dengan sifat makhluk) atau bersusah payah melakukan takyif (menentukan bahwa hakekat sifat Allah itu adalah demikian).

 

Kita meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an maupun Sunnah adalah haq, tidak ada pertentangan antara satu nash dengan nash lain. Karena Allah  telah berfirman:

 “Apakah mereka tidak memperhatikan (dengan seksa- ma) Al-Qur’an ini? Andaikata Al-Qur’an ini berasal dari selain Allah niscaya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Surah An- Nisa: 82)

 

Selain itu, karena pertentangan di antara berita-berita berarti pendustaan berita yang satu terhadap berita yang lain. Padahal ini adalah mustahil dalam berita yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang mengaku bahwa ada pertentangan dalam Kitab Allah, atau dalam Sunnah Rasulullah, atau di antara keduanya; maka orang tersebut mempunyai maksud jahat dan hatinya telah menyimpang dari kebenaran. Maka hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah dan melepaskan diri dari kesesatannya.

Dan barangsiapa berprasangka bahwa ada pertentangan dalam Kitab Allah atau dalam Sunnah Rasulullah, atau di antara keduanya; itu disebabkan karena ilmunya yang sedi- kit, atau pemahamannya yang masih kurang, atau perhatian yang dicurahkan belum cukup. Maka hendaklah ia menuntut ilmu dan bersungguh-sungguh di dalam  memahami, sehingga akan jelas baginya kebenaran. Jika belum juga jelas baginya kebenaran tersebut, hendaklah ia memasrahkan masalah ini kepada Allah Yang Maha Tahu dan menghilangkan prasangkanya tadi serta mengatakan seba- gaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang telah mendalam ilmu pengetahuannya, seperti difirmankan Allah :

 “…Dan orang-orang yang mendalam ilmu pengeta- huannya mereka berkata: ‘Kami beriman kepadanya. Semuanya itu dari sisi Tuhan kami…” (Surah Al ‘Imran: 7)

 

Kemudian, hendaklah ia meyakini bahwa tidak ada pertentangan serta perselisihan dalam Kitab Allah, atau dalam Sunnah Rasulullah, atau di antara keduanya.

Share: